Letusan Freatik Merapi, ibarat Air Bersentuhan dengan Minyak Panas
Oleh
BAMBANG SIGAP SUMANTRI
·2 menit baca
Gunung Merapi pada hari Jumat (11/5/2018) pagi kembali aktif dengan mengeluarkan asap disertai debu vulkanik. Bahkan, sebaran debu hampir mencapai seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta serta sebagian wilayah Jawa Tengah.
Kepala Pusat Studi Bencana Alam (PSBA) Universitas Gadjah Mada Djati Mardiatno mengatakan, letusan Gunung Merapi kali ini merupakan erupsi freatik, yaitu terjadinya kontak antara magma dan air yang menyebabkan keluarnya asap menyembur keluar melalui kolom menuju puncak Merapi, tetapi begitu status Merapi masih normal.
”Jadi ada air yang berkontak dengan magma, mirip seperti air yang dimasukkan dalam wajan yang berisi minyak goreng panas lantas muncul percikan,” kata Djati seperti yang dicatat oleh Humas UGM kemarin.
Djati menilai kontak antara air dan magma disebabkan adanya retakan baru pada kawah yang menyebabkan air tanah masuk ke dalam magma. Namun begitu, lanjutnya, retakan tersebut merupakan proses alami karena aktivitas magma Merapi yang selalu aktif. ”Kasus Merapi mengalami letusan freatik ini pernah terjadi sebelumnya,” katanya.
Kepulan asap yang keluar dari puncak Merapi tidak hanya mengeluarkan uap air, tetapi juga membawa pasir dan debu. Sebaran debu pun, menurut dia, akan menyebar menyesuaikan dengan arah angin berembus. ”Bukan sekadar debu, abu vulkanik itu mengandung silika (bahan baku kaca) sehingga apabila terhirup dan kena mata akan menyebabkan iritasi,” kata Djati.
Meski Merapi sering mengalami letusan freatik, Djati menilai bukan berarti akan terjadi letusan yang lebih besar. Menurut dia, sepanjang aktivitas magma tidak keluar melalui puncak, hal tersebut tidak akan terjadi erupsi dalam skala besar.