Cuaca Buruk, Aktivitas Melaut di Pulau Selaru Dihentikan
Oleh
Fransiskus Pati Herin
·2 menit baca
SELARU, KOMPAS - Cuaca buruk berupa angin kencang, hujan, dan gelombang tinggi melanda hampir semua wilayah di Pulau Selaru, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku, selama tiga hari terakhir hingga Jumat (11/5/2018). Demi keselamatan, pelayaran antarpulau dan aktivitas nelayan untuk sementara dihentikan.
Berdasarkan pantauan di Desa Lingat, warga berlari masuk ke dalam rumah saat angin tiba-tiba berembus kencang sekitar pukul 10.30 WIT pagi tadi. Barang-barang ringan seperti seng, aluminium, atau papan yang ada di halaman rumah beterbangan.
Angin kencang itu seakan nyaris menerbangkan atap rumah warga yang kebanyakan masih semipermanen atau dengan konstruksi tidak tahan angin. Warga yang tinggal di dalam rumah pun ketakutan. "Cuaca buruk sudah tiga hari. Banyak nelayan yang tidak berani ke laut," kata Mely, warga Lingat.
Kondisi serupa juga ditemukan di Desa Adaut, ibu kota Kecamatan Pulau Selaru. Ratusan perahu motor warga ditambatkan di pesisir desa itu pada Kamis (10/5) petang. Kapal kayu dan perahu cepat yang biasa mengangkut warga ke Saumlaki, ibu kota kabupaten, tidak bisa beroperasi lantaran gelombang tinggi.
Saat Kompas berlayar dari Saumlaki ke Selaru pada Kamis pagi menggunakan kapal angkut personel dan perbekalan milik TNI Angkatan Darat, yakni ADRI XLVIII, goyangan gelombang di atas kapal sangat terasa. Padahal, kapal itu berukuran 1.000 gros ton. Laju kapal pun hanya 8 knot atau sekitar 14,8 kilometer per jam.
Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Pattimura, wilayah Maluku saat ini masuk muson timur. Ketika muson timur, angin bertiup dari Benua Australia ke Benua Asia.
Karena itu, wilayah Pulau Selaru yang berhadapan langsung dengan Australia terkena dampak paling parah. Muson timur masih berlangsung hingga September.
Latihan terganggu
Cuaca buruk tersebut dikhawatirkan dapat mengganggu latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) Komando Pendidikan dan Latihan TNI di Pulau Selaru. Menurut rencana, latihan tempur itu akan dilakukan pada Sabtu (12/5) besok. Persiapan latihan kini hampir rampung.
"Kendala kami sekarang adalah cuaca buruk. Ini akan mengganggu pendaratan pasukan, baik dari udara maupun dari darat," kata Koordinator Latihan PPRC TNI di Selaru Kolonel (Inf) Aldomoro di pos komando di Desa Lingat.
Cuaca buruk di udara juga dialami Kompas saat penerbangan dari Ambon ke Saumlaki pada Rabu (9/5/2018). Pesawat jenis ATR 72-600 yang ditumpangi beberapa kali mengalami turbulensi dalam perjalanan. Beberapa kali pesawat masuk ke dalam gumpalan awal.