JAMBI, KOMPAS — Guna menumbuhkan sentra ekonomis perikanan di Kota Jambi, sebanyak 15.000 ekor ikan jelawat (Leptobarbus hoevenii) ditebar ke Danau Sipin, Kecamatan Telanaipura, Jambi, Jumat (27/4/2018). Penebaran ikan, selain mengatasi kelangkaan populasi di habitatnya, juga diharapkan mendorong kepariwisataan setempat.
Kepala Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu (BKIPM) Jambi Ade Samsudin mengatakan, penebaran ikan bertujuan meningkatkan stok populasi ikan jelawat di perairan umum, khususnya Danau Sipin. ”Selama ini Danau Sipin dikenal sebagai salah satu sumber utama pasokan ikan air tawar di kota,” katanya, Jumat (27/4/2018).
Semakin meningkatnya populasi ikan, kata Ade, diharapkan berdampak pada peningkatan gizi masyarakat. Jelawat merupakan ikan air tawar yang digemari masyarakat sebagai konsumsi. Populasinya menyebar ke banyak lokasi perairan umum di Kalimantan dan Sumatera. Belakangan, keberadaan ikan jelawat dan ikan-ikan endemik lainnya terancam oleh praktik menyetrum dan meracun di sejumlah perairan air tawar.
Potensi pertumbuhannya pun tinggi. Di perairan umum, secara alami bobot ikan jelawat yang memijah di perairan Muara Tebo, Jambi, dapat mencapai 3,7-5 kilogram per ekor. Ia pun mendorong wisata hiburan mancing akan hidup di sana. ”Sehingga terjadi pula peningkatan pendapatan masyarakat,” katanya.
Ia menambahkan, bertambahnya populasi dapat mendukung upaya pelestarian keanekaragaman sumber daya ikan endemik dan menjaga keseimbangan ekosistem perairan di Jambi.
Peneliti biota air dari Universitas Jambi Tedjo Sukmono mengatakan, banyak ikan endemik Jambi kini terancam punah akibat praktik meracun ataupun menyetrum. Kawasan hulu yang menjadi sentra populasi ikan air tawar kini pun dalam kondisi terancam seiring maraknya pembukaan kebun dan perambahan di sepanjang bantaran sungai. Penggunaan pupuk dan pestisida kerap meracuni dan menekan populasi ikan.
Ia menyarankan perlunya kebijakan yang bertujuan melindungi sentra-sentra populasi ikan air tawar.