BLITAR, KOMPAS — Tiga pekan jelang Ramadhan, permintaan telur ayam di tingkat peternak mulai meningkat lantaran banyak warga menjadi produsen kue kering dadakan. Mereka membutuhkan telur sebagai salah satu bahan baku kue.
”Ya, permintaan naik. Kemungkinan, puncaknya sebelum memasuki puasa. Nanti minggu pertama puasa, permintaan turun dan naik lagi menjelang Lebaran,” ujar Wakil Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Nasional Blitar Sukarman, Rabu (25/4/2018).
Meski permintaan naik, tiga pekan terakhir harga telur ayam di tingkat peternak stabil di kisaran Rp 19.500 per kilogram. Harga ini lebih tinggi daripada sebelumnya yang hanya Rp 16.500-Rp 17.000 per kilogram.
Menurut Sukarman, stok telur di tingkat peternak untuk puasa dan Lebaran mencukupi. ”Saat ini populasi ayam di Blitar diperkirakan 13 juta ekor dengan produksi di atas 400 ton per hari, naik dari sebelumnya yang hanya 11 juta-12 juta ekor.
Blitar sendiri merupakan salah satu sentra telur ayam di Jawa Timur. Dari produksi yang ada, 20 persen telur dikirim untuk memenuhi pasar di Provinsi Jawa Timur, 40 persen pasar di dalam provinsi, dan sisanya memenuhi kebutuhan konsumen Blitar sendiri.
Sukarman sendiri saat ini biasa mengirimkan 50 ton telur per minggu ke Pangkalan Bun di Kalimantan Tengah dan 2 ton tiap dua hari sekali ke beberapa daerah di Jawa Tengah, seperti Rembang dan Purwodadi.
Mengenai kenaikan permintaan telur menjelang puasa dibenarkan pengurus Kelompok Peternak Satwa Makmur Sentosa, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang, Bagus Sugiharto. Menurut Bagus, permintaan telur menjelang puasa diperkirakan lebih dari 5 persen dari hari biasa.
Bagus mengatakan, tidak ada masalah dengan stok telur. Selain banyak populasi baru, permintaan telur untuk bahan baku kue menjelang Lebaran tahun ini diperkirakan tidak seramai tahun sebelumnya.