BANJARNEGARA, KOMPAS — Sekitar 600 relawan gabungan dari berbagai instansi, termasuk TNI/Polri, turun ke Kecamatan Kalibening, Banjarnegara, untuk membantu proses pembersihan jalan dan merobohkan bangunan yang sudah rusak parah dan berpotensi membahayakan warga. Di tengah upaya itu, gempa susulan masih terjadi sehingga warga diimbau waspada.
”Dari TNI ada kekuatan 150 personel. Hari ini adalah fokus untuk membersihkan material di jalan menuju permukiman,” kata Komandan Korem 071/Wijayakusuma Kolonel Kav Dani Wardhana, Kamis (19/4/2018), di Desa Kertosari, Kalibening, Banjarnegara.
Bersama warga dan relawan dari sejumlah kelompok, anggota TNI merobohkan rumah-rumah yang rusak parah. Mereka menggunakan bambu untuk mendorong tembok yang retak dan menarik atap bangunan yang sudah doyong.
Akses menuju lokasi tertimpa longsoran tanah dan tertutup puing bangunan. Para relawan juga menggunakan mesin pemotong baja untuk memotong pondasi yang ambruk menghalangi jalan.
Setelah gempa pada Rabu pukul 13.28, setidaknya terjadi dua kali gempa susulan pada Rabu malam dan Kamis pukul 09.45. Pada Kamis pagi terjadi gempa susulan sekitar 3 detik. Relawan yang sedang makan di selasar SDN 2 Kertosari dan guru yang ada di dalam ruangan langsung lari berhamburan. Gempa terjadi selama 3 detik.
”Ada dua kali gempa susulan. Rabu pukul 23.30 dan pagi ini satu kali,” kata Imam Hadi Santosa, pengawas sekolah UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kalibening, saat meninjau SDN 2 Kertosari.
Gempa tektonik dangkal berkekuatan 4,4 SR pada Rabu siang menyebabkan 316 rumah rusak, 2 orang tewas, 21 orang luka, dan 526 keluarga dengan 2.104 jiwa mengungsi.