SERANG, KOMPAS — Sejumlah indikator kinerja keuangan Bank Banten pada 2017 menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dibandingkan dengan 2016. Bank tersebut berencana mengembangkan sistem pembayaran terintegrasi untuk meningkatkan kualitas layanan.
Direktur Utama Bank Banten Fahmi Bagus Mahesa seusai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) dan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) Bank Banten di Serang, Banten, Rabu (11/4/2018), mengatakan, pertumbuhan kredit pada 2017, misalnya, mencapai 56 persen dibandingkan 2016.
”Pada tahun 2017, kredit yang disalurkan sebesar Rp 5,11 triliun dan pada tahun 2016 sebesar Rp 3,27 triliun,” ujar Fahmi. Pertumbuhan total aset juga meningkat dari Rp 5,25 triliun pada tahun 2016 menjadi Rp 7,66 triliun pada tahun 2017.
Selain itu, dana pihak ketiga tumbuh dari 3,9 triliun pada 2016 menjadi 5,55 triliun pada 2017. Fahmi mengatakan, pertumbuhan kredit merupakan hasil pengembangan bisnis baru, yaitu kredit konsumer dan komersial. Bank Banten akan mengembangkan pembayaran melalui internet.
Fahmi mengatakan, sistem tersebut mencakup e-Samsat Banten, e-Samsat Nasional, modul penerimaan negara generasi 2, sistem perbendaharaan dan anggaran negara, kerja sama PT Taspen (Persero), serta surat perintah pencairan dana secara daring.