GRESIK, KOMPAS — Para ibu dan tenaga pendidik perempuan diminta lebih memperhatikan generasi alfa, yakni anak-anak yang terlahir mulai 2010. Generasi alfa, dalam teori generasi yang muncul 1930-an, digambarkan memiliki karakter antisosial dan tidak suka mendengar sehingga butuh perlakuan berbeda.
Perhatian khusus dimaksud adalah agar teori yang menyebutkan generasi antisosial dan tidak suka mendengar itu tidak terjadi.
Calon Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengatakan hal itu saat bersilaturahim dengan Pengurus Cabang Muslimat Nahdlatul Ulama Gresik dalam rangka memperingati Isra’ Mi’raj dan HUT Ke-72 Muslimat, Minggu (8/4/2018).
Menurut dia, peran guru pendidikan anak usia dini (PAUD) dan taman kanak-kanak (TK) sangat strategis dalam membentuk karakter anak.
”Saya mengharapkan ada penguatan di NU dengan fokus layanan Muslimat. Di Gresik ini TK-nya selalu menjadi TK teladan, PAUD-nya unggulan menjadi unggulan. Maka, generasi alfa perlu lebih diperhatikan. Saat ini sudah mulai ada yang kelas dua atau kelas tiga SD,” kata Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat itu.
Khofifah menjelaskan pentingnya perhatian pada generasi alfa difokuskan mulai PAUD dan TK. Jika teori generasi yang menyatakan generasi alfa antisosial dan tidak suka mendengar, membuat para orangtua kelabakan. ”Jika salah antisipasi, kita semua (orangtua dan pendidik) bisa frustrasi,” ujarnya.
Ia berharap dengan memperhatikan generasi alfa dan membangun karakter positifnya, kehidupan sosial ataupun politik yang sudah berlangsung baik saat ini, dapat ditingkatkan lebih baik. Tingkat partisipasi masyarakat sipil sudah luar biasa.
Kekuatan masyarakat sipil ini tetap harus dijaga. Dinamikanya tetap harus dibangun supaya bisa menjadi mitra yang produktif dan membantu menyukseskan berbagai program pemerintah pusat, provinsi, ataupun kabupaten/kota.
Ia juga mengingatkan, perkembangan teknologi, terutama gawai, membuat orangtua khawatir terhadap perkembangan anak. Era gagap teknologi sudah berlalu dan berganti era digital. Tantangan harus bisa memilah dan memilih informasi agar tidak asal sebar dan memviralkan.
”Maka, penting informasi yang ada disaring sebelum dibagikan atau diteruskan. Kadang pada era digital masyarakat tidak tahu, kalau yang diteruskan adalah ujaran kebencian. Semua hanya ingin terkesan paling cepat dan paling up date, dan tidak ada tidak niatan menyebar hoaks,” ujarnya.
Generasi alfa dan era digital bisa berkaitan erat. Oleh karena itu, perlu upaya mulai dari edukasi hingga literasi digital sejak di bangku PAUD. Saat ini anak-anak kecil sudah paham dan mengerti gawai, bahkan lebih canggih daripada ayah dan ibunya.
Literasi digital menjadi bagian penting supaya orang mau saring sebelum sharing. Semuanya perlu menjaga kehidupan ini lebih baik, menjaga persaudaraan juga menjaga persatuan dengan menggunakan literasi digital untuk selalu mengajak ke hal-hal positif dan konstruktif.
Lebih jauh Khofifah menyatakan, sebetulnya ia menyampaikan pesan-pesan ini sejak tahun 2000, sejak generasi alfa belum lahir. Generasi alfa mulai menjadi bahan diskusi sekitar tiga tahun lalu tetapi belum ramai. Sebab, yang lebih banyak diperbincangkan generasi zaman now, kids zaman now.
Masruroh, salah satu pengurus Muslimat di Gresik, membenarkan bahwa anak-anak saat ini lebih jago gawai dan informatika dan teknologi. Anak-anak balita saja sudah banyak yang akrab dengan gawai, sementara kakek-neneknya awam gadget.
Sementara itu, Khofifah menjalin silaturahim di Gresik bukan kali ini saja. Sebelumnya, pada 2 Februari lalu, Khofifah bersama calon Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak juga bersilaturahim ke Bupati Gresik 2000-2010 KH Robbach Ma’sum. Robbach menilai pasangan Khofifah-Emil paling positif dibandingkan calon lain dan perlu diprioritaskan untuk dipilih.
Pada 1 Maret lalu, Khofifah juga bersilaturahim ke sejumlah kiai di Menganti yang berkumpul di kediaman KH Idris, Ketua Majelis Wakil Cabang NU Menganti.
Dalam silaturahim itu juga hadir KH Masduki, KH Madhan, dan KH Imam Hanafi, ketiganya berasal dari Menganti; KH Muhtadi (Kedamaean) dan KH Nurhudin (Driyorejo).
Khofifah-Emil dinilai sebagi sosok yang kompeten dan mampu menyejahterakan masyarakat. Ketua Persatuan Guru Nahdlatul Ulama Jawa Timur Sururi yang hadir saat bahkan menyatakan pihaknya siap mendukung kemenangan Khofifah-Emil.