JAYAPURA, KOMPAS - Warga di Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, membutuhkan kepastian hukum untuk melindungi mereka dari dampak konflik antara kelompok kriminal bersenjata (KKB) dan pihak TNI-Polri yang berlangsung hampir enam bulan terakhir. Jangan sampai dampak konflik itu merugikan masyarakat. Hal itu disampaikan Pelaksana Tugas Kepala Perwakilan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Papua Frits Ramandey, Selasa (3/4/2018) di Jayapura.
Peristiwa terakhir, rumah warga di dua kampung, yakni Kimbeli dan Banti, dibakar pada Minggu (1/4/2018). Kontak senjata juga terjadi antara KKB dan aparat TNI yang dilaporkan menewaskan dua anggota KKB dan seorang prajurit TNI, Prajurit Satu Vicky Rumpaisum.
OPM Membantah
Kepala Staf Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Kodap III Kali Kopi, Hendrikus Uwamang membantah tuduhan aparat bahwa anggotanya membakar rumah warga Kampung Banti, Distrik Tembagapura, Mimika. Saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (3/4/2018) Hendrikus Uwamang mengatakan, pembakaran dilakukan anggota TNI yang sebelumnya terlibat kontak senjata dengan anggota TPNPB di Banti.
“Kami tidak memiliki alasan untuk membakar rumah warga, karena kami berasal dari sini. Mana mungkin kami membakar rumah orang tua atau saudara kami. Justru mereka yang membuat warga resah,” kata Hendrikus Uwamang.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah rumah warga Banti dibakar menyusul kontak senjata yang terjadi pada hari Minggu lalu. Dalam kontak senjata itu, satu anggota TNI dan satu anggota TPNPB tewas.
Dari pernyataan resmi Komando Daerah Pertahanan KODAP III Kali Kopi serangan tiba-tiba dilakukan oleh aparat keamanan terhadap posisi anggota TPNPB dan permukiman warga di Banti, Minggu (1/4/2018). Anggota TPNPB kemudian mengungsikan warga sipil sebelum membalas serangan itu.
Pertempuran terjadi hingga petang hari, dan berlanjut hingga hari berikutnya. Dalam serangan itu, menurut Hendrikus, TNI juga menggunakan mortir. Salah satu mortir menghantam sebuah rumah dan membakarnya. Seorang remaja bernama Eru Beanal yang berada di dalam rumah tersebut menjadi korban.