MATARAM, KOMPAS — Himpunan Pramuwisata Indonesia Nusa Tenggara Barat bekerja sama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi Pramuwisata Indonesia melakukan uji kompetensi terhadap 100 orang yang sudah mengantongi lisensi sebagai pramuwisata.
Kegiatan tersebut untuk meningkatkan kapasitas dan pengakuan atas profesi yang dilakukan dalam aktivitas pelayanan terhadap tamu.
”Kami usulkan 400 orang tahun ini, tapi realisasinya 100 orang. Sisanya, kami usahakan dalam waktu dekat ini,” ujar Ainuddin, Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia NTB, Senin (2/4/2018) di Mataram, Lombok, seusai acara pembukaan Fasilitasi Uji Kompetensi Sektor Pariwisata Bidang Pemandu Wisata.
Kepala Dinas Parwisita NTB HM Faozal menyambut baik adanya uji kompetensi sebagai upaya meningkatkan kapasitas dan kemampuan pramuwisata dalam menjalani profesinya.
Faozal malah minta agar Lembaga Sertifikasi Profesi Pramuwisata Indonesia (LSP Pramindo) membuat kerja sama dengan Dinas Pariwisata NTB agar uji kompetensi berjalan berkesinambungan. Hal itu penting agar berbagai komplain dalam pelayanan bisa ditekan secara optimal.
Menurut Ainuddin, para peserta, antara lain, terdiri dari pemandu city tour, overland, dan local tour.
Ujian dilakukan dua hari yang melibatkan asesor dari Jakarta dan Bali masing-masing dua orang, sedangkan dari Pontianak dan Daerah Istimewa Yogyakarta masing-masing satu orang. Tiap asesor memegang 10 asesi.
Uji kompetensi bagi pelaku usaha kecil dan mengah, eko wisata, dan lainnya sudah beberapa kali dilakukan, tetapi uji kompetensi bagi pramuwisata merupakan yang pertama kali.
Uji komptensi bagi pramuwisata menjadi penting sebagai pengakuan secara kelembagaan, peraturan, dan perundangan yang berlaku kepada pramuwisata. ”Artinya, kalau dia (pramuwisata) berkompeten, akan sangat sedikit terjadi komplain,” ujar Ainuddin.
Dalam uji kompetensi itu ada mata uji masing-masing, misalnya untuk pramuwisata city tour 18 mata uji, pramuwisata overland 19 mata uji, dan pramuwisata lokal 16 mata uji.
Mata uji itu berupa kemampuan membuat rencana perjalanan, menyiapkan perangkat perjalanan, menyiapkan informasi wisata, melakukan interpretasi dalam pemanduan wisata, melakukan upaya menangani situasi konflik, menangani darurat apabila tamu mengalami masalah kesehatan saat dalam perjalanan tur.
”Mata uji lainnya adalah asesi mencari dan mendapatkan data komputer yang berarti. Pramuwisata banyak membaca buku sebagai referensi selaku pemandu, kemudian bagaimana cara memberikan penjelasan kepada tamu, dan sejauh mana pramuwisata mengenal dan memahami berbagai kekayaan alam dan obyek wisata,” tutur Ainuddin.
Dia juga mengatakan, setelah mengikuti dan lulus uji kompetensi, peserta diberi sertifikat dari LSM Pramindo sebagai bentuk pengakuan dan penghargaan terhadap kiprah peserta yang telah membuktikan dirinya dalam kegiatan sebagai pemandu.