Ribuan umat Katolik mengikuti visualisasi kisah sengsara Yesus Kristus di tempat ziarah Gua Maria Kerep, Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Jumat (30/3). Peragaan ulang secara mendetail peristiwa penyaliban Yesus dengan durasi lebih dari dua jam itu memberi gambaran semangat pengorbanan menjelang puncak perayaan Tri Hari Suci bagi umat Katolik.
Umat yang datang dari dari berbagai daerah di sekitar Ambarawa berjubel di sekeliling pelataran depan kapel menjelang dimulainya drama penyaliban pada pukul 09.00. Satu per satu adegan ditampilkan dengan penuh penghayatan oleh para pemain yang merupakan anggota Orang Muda Katolik (OMK) Paroki Santo Yusup Ambarawa dan Teater Tawar Ambarawa dalam visualisasi yang digelar di tempat itu setiap dua tahun sekali.
Tidak sedikit umat yang terbawa suasana haru dan menangis saat penderitaan Yesus menjelang penyaliban ditampilkan. Prosesi penyaliban ditampilkan secara dramatis dan muncullah sosok Kepala Pasukan Romawi Longinus sesudah Yesus wafat di kayu salib.
“Drama kolosal ini mengambil sudut pandang Longinus si penusuk lambung Yesus yang bertobat lalu mundur dari dinas ketentaraan. Sosok Longinus diciptakan melalui pengembangan dari Injil,” tutur Romo Thomas Surya Awangga Budiono SJ yang memimpin misa Jumat Agung di Gua Maria Kerep seusai drama penyaliban berlangsung dan terlibat dalam proses perumusan ide pementasan drama itu.
Kostum dalam pementasan ini dibuat dengan konsep realis bekerjasama dengan seniman pematung. Salib dan peralatan para prajurit Romawi pun dibuat sedetil mungkin.
Menurut Awangga, visualisasi penyaliban adalah salah satu bentuk ekspresi iman. Melalui pementasan itu diharapkan umat semakin meresapi semangat pengorbanan dan pertobatan dalam rangkaian perayaan Paskah.
Menurut produser dan sutradara pementasan Laurensius Windradi Rinto Wardono, Pementasan itu dipersiapkan selama kurang lebih 2,5 bulan dengan melibatkan lebih dari 70 pemeran dan 50 kru. Konsep kolosal pada penyajian tahun ini lebih ditonjolkan dan menjadi pembeda dari pementasan dua tahun sebelumnya.
Berkat iringan musik yang diaransemen khusus untuk visualisasi itu dan dibawakan secara langsung membuat pementasan itu terasa lebih hidup dan berhasil menyisipkan suasana penuh haru kepada sedikitnya 3.000 umat yang hadir siang itu.