BANDUNG, KOMPAS — Dalam lima tahun terakhir, ditemukan 9.632 kasus tuberkulosis di Kota Bandung. Namun, baru 80 persen yang mendapat pengobatan rutin.
”Cukup banyak kasus yang sudah dideteksi. Penderita dapat segera diobati melalui metode DOTS (directly observed treatment short-course),” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Rita Verita, Rabu (28/3), dalam Diskusi Hari Tuberkulosis (TB) Sedunia, di Bandung.
Penyakit tuberkulosis masih sering diremehkan. Pengobatan tidak dilakukan segera, teratur, dan sampai sembuh total. Sering kali penderita berhenti minum obat jika merasa sudah lebih enak badan.
”Jika pengobatan tidak tuntas, bakteri yang menyerang akan kebal obat, penyakit semakin parah dan sulit disembuhkan,” kata Rita.
DOTS merupakan program pemerintah untuk menanggulangi TB. Penderita mendapat paket obat dari fasilitas kesehatan, baik puskesmas, dokter praktik, maupun rumah sakit. Penderita harus minum obat dengan diawasi anggota keluarga atau tenaga kesehatan dan harus minum sampai tuntas.
Rita menuturkan, TB merupakan penyakit menular yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini ditularkan dari penderita TB aktif yang batuk. Air ludah penderita terhirup orang yang kekebalan tubuhnya lemah. Selain paru, TB juga terjadi pada organ lain, seperti kulit, usus, dan otak.
”Faktor lingkungan menentukan penularan, seperti tingkat kepadatan tinggi sehingga udara lembab dan pencahayaan matahari minim,” ucapnya.
Kenali gejala
Rita mengatakan, pihaknya terus menyosialisasikan ancaman TB ke warga. Angka kematian akibat TB mencapai 35 jiwa per tahun. Banyak penderita yang pengobatannya tidak maksimal karena kurang disiplin.
”Tahun ini kami targetkan pengobatan tuntas mencapai 90 persen. Sosialisasi terus dilakukan melalui fasilitas kesehatan dan lembaga swadaya masyarakat yang fokus pada penanggulangan TB,” ucapnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung Rosye Arosdiani mengatakan, penyakit TB dapat dikenali lewat gejala, seperti batuk yang tidak sembuh dalam dua pekan atau lebih, sering kelelahan, berkeringat pada malam hari, dan penurunan berat badan.
Jika mengalami gejala itu, masyarakat diimbau segera periksa ke dokter. Jika dibiarkan, bisa bertambah parah dan menular ke orang lain. (TAM)