Sabu dan Ekstasi Diselundupkan Melalui Paket Oleh-oleh dari Palembang
Oleh
Rhama Purna Jati
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Kepolisian Daerah Sumatera Selatan bersama petugas Keamanan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, mengungkap kasus penyelundupan narkoba sebanyak 3,05 kg sabu dan 4.950 butir ekstasi, Kamis (23/3). Paket narkotika ini, menurut rencana, akan diselundupkan melalui paket oleh-oleh yang dikirim melalui transportasi udara. Pelaku menggunakan modus baru, yakni menitipkan paket kepada porter bandara dengan menyertakan identitas.
Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Sumatera Selatan Inspektur Jenderal Zulkarnain Adinegara, setelah melantik sejumlah pejabat utama Polda Sumsel, Jumat, di Palembang, mengatakan, penyelundupan itu terungkap setelah petugas pengamanan bandara mencurigai adanya barang bawaan yang dititipkan pelaku kepada seorang porter bandara.
Kejadian bermula saat penumpang atas nama Shada Serdedian tiba di depan pintu terminal keberangkatan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II. Pelaku meminta porter bandara untuk membawakan barang bawaannya ke dalam terminal keberangkatan.
Namun, saat barang tersebut melewati mesin sinar-X, paket kardus oleh-oleh ditahan petugas karena terindikasi ada benda mencurigakan. Untuk membuka paket tersebut, petugas menunggu sampai barang itu diambil oleh pemiliknya. Namun, hingga Kamis siang tidak ada penumpang yang mengambil barang tersebut. Akhirnya, barang bawaan itu diperiksa dan ditemukan adanya narkotika berupa 3,05 kg sabu dan 4.950 butir ekstasi.
Zulkarnain mengatakan, menurut rencana barang tersebut akan dikirim ke Banjarmasin dengan transit terlebih dahulu di Jakarta. ”Pelaku menitipkan barang ke porter agar tidak dicurigai. Namun, saat lolos, barang itu akan diambil kembali,” ujar Zulkarnain.
Untuk meyakinkan porter, pelaku menitipkan kartu identitas berupa surat izin mengemudi (SIM) yang berasal dari Gresik, Jawa Timur. Namun, setelah diperiksa, kartu identitas itu terbukti palsu. ”Material kartu SIM yang digunakan berkualitas buruk. Pejabat kepolisian yang menandatangani SIM tersebut juga tidak pernah ada,” ujar Zulkarnain.
Apabila dilihat dari jenis barang yang dibawa, lanjut Zulkarnain, narkotika tersebut berasal dari jaringan Aceh, Sumatera, dan Riau, seperti yang ditemukan dalam beberapa kasus sebelumnya. ”Namun, semua masih dalam penyelidikan,” katanya. Namun, Zulkarnain memprediksi pelaku merupakan anggota jaringan narkoba yang teroganisasi. Hal ini terlihat dari pola pengiriman yang tergolong rapi.
Saat ini, pihak kepolisian masih mencari pelaku dari pembawa narkoba tersebut melalui alat komunikasi dan kamera pengintai yang ada di bandara. ”Kami juga akan berkoordinasi dengan Polda terkait untuk mengungkap kebedaraan pelaku,” katanya.
Direktur Reserse Narkoba Polda Sumsel Komisaris Besar Farman menerangkan, untuk mengelabui petugas, pelaku menyisipkan paket sabu ke beberapa paket susu bubuk. Setelah semua terbungkus, ujar Farman, kemudian barang tersebut disembunyikan di dalam tumpukan makanan yang kemudian dikemas dalam kardus oleh-oleh.
Modus pengiriman seperti ini tergolong baru di Sumatera Selatan. Saat ini, ujar Farman, pihaknya akan terus mencari keberadaan pelaku. ”Sekarang masih dalam tahap penyelidikan,” ucapnya.
Pada Jumat (9/3), pola penyelundupan seperti ini juga terjadi di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II. Ada sekitar 20 paket ganja kering yang dibungkus dalam kemasan oleh-oleh pempek. Petugas curiga saat paket tersebut melalui sinar X. Setelah dibongkar, ditemukan ganja seberat sekitar 20 kg.