Pariwisata Berkontribusi Kurangi Penganggur di Batu
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
BATU, KOMPAS — Kota Batu di Jawa Timur memiliki kondisi alam memesona. Sejak masa kolonial, kota yang berjarak sekitar 22 kilometer di barat Kota Malang—dan menjadi daerah otonom dari Kabupaten Malang sejak tahun 2001 itu—telah menjadi tempat istirahat dan wisata yang menyenangkan.
Saat ini, setiap tahun, ada sekitar 4 juta wisatawan yang berkunjung ke Batu. Kondisi ini diharapkan membawa dampak lebih luas kepada masyarakat setempat, tidak hanya wisatawan dan pelaku wisata. Namun, dunia pariwisata juga diharapkan bisa mengurangi angka pengangguran.
Wakil Wali Kota Batu Punjul Santoso mengatakan, tingkat pengangguran warganya saat ini cukup kecil, yakni 2,5 persen-4 persen, dari jumlah penduduk yang mencapai sekitar 250.000 orang. ”Dunia pariwisata kami harap bisa terus mengurangi angka penangguran,” katanya, Rabu (21/3), di sela-sela Rapat Koordinasi Nasional Asosiasi Rekreasi Keluarga Indonesia 2018 di Batu.
Punjul berharap keberadaan industri pariwisata bisa menyerap banyak tenaga kerja. Namun, pihaknya juga berharap agar warga tidak semata-mata mengandalkan industri pariwisata yang ada sebagai tempat menggantungkan hidup, tetapi bagaimana menciptakan peluang baru dengan memanfaatkan sumber daya yang ada, salah satunya pertanian.
”Anak lulusan sekolah di Batu dengan angka pengangguran selisihnya tidak signifikan. Kita ingin dunia pariwisata bisa punya sumbangsih mengurangi pengangguran. Misalnya, anak petani, bagaimana bisa ikut mencari nilai tambah dari hasil bumi dengan menjadi manajer di rumah sendiri, membuka kafe, yang semuanya bisa mendukung dunia wisata,” katanya.