Putra Presiden Datang, Peternak Sapi Keluhkan Bibit dan Pasar
Oleh
ADI SUCIPTO KISSWARA
·2 menit baca
KOMPAS/ADI SUCIPTO K
Kaesang Pengarep, putra presidem Joko Widodo (tengah) mendengarkan penjelasan Kepala DInas Peternakaan dan Kesehatan Hewan Lamongan Sukriyah di Rumah Potong Hewan Sidoharjo, Lamongan. Senin (12/3).
LAMONGAN, KOMPAS - Peternak mengeluhkan persoalan bibit dan penampungan produk dari sapi kepada Kaesang Pengarep, putra Presiden Joko Widodo. Kaesang pada Senin (12/3) mengunjungi sejumlah kandang sapi milik peternak di Kabupaten Lamongan serta rumah potong hewan modern di Sidoharjo yang dikelola Pemkab Lamongan.
Kaesang di antaranya melihat langsung pola peternakan di Lembu Barokah dan Laju Jaya di Dusun Pikanggot, Desa Wonokromo.
Meski saat ditanya wartawan terkait tujuannya ke Lamongan, Kaesang mengaku hanya ingin bermain dan mencari pisang goreng. Ia selama ini menekuni bisnis nuget pisang. Tetapi Kaesang terlihat menyimak uneg-uneg peternak. Ia juga melihat teknologi dan proses di RPH Lamongan.
KOMPAS/ADI SUCIPTO K
Kaesang Pengarep, putra presiden Joko Widodo (bertopi) diapit Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lamongan Sukriyah dan salah seorang peternak Heru Iranto, berpose bersama kru Rumah Potong Hewan Sidoharjo, Lamongan
Seorang peternak Heru Irianto mengeluhkan mahalnya bibit sapi dan sulitnya penjualan. Bibit dibeli dengan sistem taksiran. Jika dihitung per bobot hidup sekitar Rp 50.000 per kilogram, padahal pedagang membeli Rp 45.000 per kg.
Sementara penjualan hanya mengandalkan musim kurban saat Idul Adha. "Kami butuh penampungan produk kami. Jadi perlu pola kemitran, kami dapat bibit bagus dan ada keberlanjutan yang jadi penampung produk kami," kata Heru.
Terkait, pemeliharaan tidak ada masalah dengan peternak meskipun umumnya masih menerapkan pola tradisional. Selama ini dari proses pemeliharaan dan penggemukan peternak panen raya hanya saat Idul Adha. "Kalau bisa ya kontinu agar peternak makin bergairah," kata Heru.
KOMPAS/ADI SUCIPTO K
Menjelang hari raya kurban permintaan sapi potong meningkat untuk kebutuhan hewan kurban termasuk di Koperasi Ternak Gunungrejo Makmur Desa Gunungrejo, Kecaamatan Kedungpring, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Tahun 2016 permintaan sapi kurban mencapai 215 ekor. Pada 2017 khusus untuk memenuhi kebutuhan kurban disiapkan 400. Harga yang ditawarkan Rp 15 juta hingga 30an juta bergantung bobotnya. Khusus sapi seberat 1,015 ton ditawarkan Rp 95 juta dan sudah ditawar Rp 75 juta
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Lamongan Sukriyah menuturkan Kaesang ingin melihat-lihat kondisi peternakan sapi yang ada di Lamongan. Kaesang ingin tahu kendala yang dialami peternak.
Di Lamongan sendiri populasi sapi mencapai 105.000ekor. Pihaknya telah membuat aplikasi berbasis internet sisapi.go.id. Lewat aplikasi itu bisa memangkas rantai distribusi dan menghindarkan calo atau blantik. Pembeli bisa berkomunikasi langsung dengan peternak dan negosiasi harga dalam jaringan. Laman itu dilengkapi jenis sapi, umur, hingga beratnya. Bila pembeli ragu bisa langsung ke alamat peternak yang tersedia.