GRESIK, KOMPAS — Kawasan industri perlu didukung untuk menarik investasi dan menyerap tenaga kerja. Semua pihak harus mendukung, jangan sampai kawasan industri terhambat pembebasan lahan dan lamanya perizinan.
Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo saat peresmian kawasan industri dan pelabuhan terpadu Java Integrated Industrial Port Estate di Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Jumat (9/3).
”Indonesia negara besar, tapi saya sedih ekspor kita kalah dari Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam. Begitu pula soal investasi. Kalau tidak hati-hati, kita bisa kalah dari Laos dan Kamboja,” katanya.
Menurut presiden, kelemahan harus dibenahi, proses perizinan yang lama harus dipercepat. Jika lama, siapa yang mau investasi. Padahal investasi membuka pabrik, membuka industri akan membuka lapangan kerja.
Presiden menghargai JIIPE yang bekerja sama dengan pondok pesantren. Hal itu bisa diikuti perusahaan lain. Sumber daya dari pesantren yang siap diberi pelatihan, komputer operasikan mesin dan lainnya. ”Santri pintar dan berakhlak baik,” ujarnya.
Presiden juga senang JIIPE yang terintegrasi ada pelabuhan, industri, juga pembangkit listrik. Pelabuhan kerja sama PT Pelindo dengan swasta dengan komposisi 60:40, sementara industi di balik dengan komposisi 40:60.
”Kerja sama BUMN dengan swasta akan mempercepat pembangunan infrastruktur, tol, jalan, dan pelabuhan. Kawasan seperti ini makin banyak agar makin banyak membuka lowongan kerja. Industri juga harus ajak usaha kecil menengah di kampung-kampung dan daerah intuk kerja sama dengan pola anak angkat bapak angkat,” papar Presiden.
Presiden menegaskan industri akan menumbuhkan ekonomi lokal dan ekonomi daerah. ”Semua pihak harus mendukung kawasan industri. Jangan ada yang hambat, termasuk pembebasan lahan dan perizinan,” katanya.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto memaparkan kebijakan pemerintah memberi kenyamanan industri untuk investasi dan merangsang pertumbuhan ekonomi. Salah satu contoh kawasan JIIPE ditargetkan dimanfaatkan 183 industri dengan nilai investasi Rp 83,1 triliun dan menyerap 500.000 tenaga kerja.
JIIPE menampung investasi industri menengah ke atas berbasis kimia, smelter, makanan minuman dan pusat distribusi. Saat ini sudah ada sembilan industri yang berinvestasi di JIIPE, dua sudah beroperasi, yakni PT Clariant dan PT Unichem Candi, empat dalam pembangunan pabrik dan tiga sedang mulai pembangunan dan perizinan.
Airlangga menyebutkan, pada 2018 nilai investasi dari 13 kawasan industri ditargetkan mencapai Rp 250,7 triliun. Pada 2019, ditargetkan terbangun 10 kawasan industri. Saat ini ada 10 kawasan industri baru yang beroperasi, termasuk JIIPE.
Presiden Direktur Aneka Kimia Raya Corporindo Haryanto Adikoesoemo menyebutkan, JIIPE didukung luas lahan 2.933 hektar terdiri 1760 hektar kawasan industri, 406,1 hektar kawasan pelabuhan, dan 765.77 hektar kawasan perumahan. Pelabuhan didukung dermaga bongkar muat sepanjang 250 meter selebar 50 meter. ”Dermaga akan diperluas dua kali lipat,” ujarnya.
Pada 2016, ada 500.000 barang yang dibongkar, 2017 sebanyak 1,3 juta ton. Tahun ini, ditargetkan bongkar barang mencapai 1,8 juta ton.
Keberadaan kawasan industri dan pelabuhan terpadu JIIPE akan memperlancar distribusi dan menekan biaya logistik. Konektivitas dengan akses tol, jalur rel ganda, dilengkapi penanganan limbah, pembangkit listrik, dan akses air bersih diharapkan semakin memudahkan investasi.
Selain JIIPE, 11 kapal pendukung laut juga diresmikan, terdiri dari 1 kapal perintis 2.000 GT, 5 kapal perintis 1.200 GT, 2 kontainer 100 TEUs. Satu kapal ternak kapasitas 500 ekor, 1 kapal kelas I kenavigasian, serta 1 kapal latih.