Utamakan Produk Semen Beku untuk Kebutuhan Domestik
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
MALANG, KOMPAS — Meski telah mengekspor semen beku ke beberapa negara, Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari, Malang, tetap mengutamakan produk semen beku untuk memenuhi kebutuhan domestik (dalam negeri), terutama mendukung program Upaya Khusus Percepatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting (Upsus Siwab).
Kepala Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari Ennik Herwijanti, di Malang, Jawa Timur, Rabu (7/3), mengatakan, pihaknya sudah lama memenuhi ketercukupan semen beku. Setiap tahun BBIB memproduksi semen beku hingga 2,8 juta dosis dari 12 jenis sapi dan kambing.
”Persentase semen beku yang kami ekspor masih sangat kecil, hanya 0,0 sekian persen. Sementara yang 2,8 juta dosis ini untuk memenuhi Upsus Siwab seluruh Indonesia,” ujarnya.
Menurut Ennik, pemenuhan kebutuhan dalam negeri menjadi yang utama. Namun, berdasarkan Nawacita Presiden Joko Widodo, pihaknya juga harus memperkenalkan produk ke luar negeri.
Tahun 2018, ada tiga negara yang menjadi tujuan ekspor semen beku, yakni Kirgizstan sebanyak 12.500 dosis, Nepal 2.000 dosis, dan Madagaskar 2.000 dosis.
Tahun-tahun sebelumnya, semen beku juga telah dikirim ke enam negara, antara lain Afghanistan, Myanmar, Kamboja, Malaysia, dan Timor Leste.
Untuk memenuhi kebutuhan akan pejantan, BBIB tidak hanya mengandalkan sapi lokal, tetapi juga impor.
”Tahun lalu kami impor sapi jenis limosin dan simental 40 ekor. Tahun ini juga impor 50 ekor. BBIB Lembang juga impor 60 ekor selain pengadaan pejantan dalam negeri sendiri,” tuturnya.