Bulog Wilayah Kedu Targetkan Serap 20.000 Ton Beras Hingga April
Oleh
Regina Rukmorini
·2 menit baca
MAGELANG, KOMPAS - Perum Bulog Subdivre Wilayah V Kedu intensif melakukan pengadaan beras dengan menggunakan standar harga Rp 8.760 per kilogram (kg). Melalui acuan harga tersebut, volume pengadaan beras pada bulan Maret hingga April, ditargetkan mencapai 20.000 ton. Demikian dituturkan oleh Kepala Perum Bulog Subdivre Wilayah V Kedu, Sri Emilia Mudiyanti, Selasa (6/3).
Saat ini kontrak pengadaan beras dengan mitra kerja Bulog, telah mencapai 1.064 ton. Dari angka tersebut, realisasi pengadaan beras telah mencapai 438,8 ton.
“Kami optimis mampu terus menerus menyerap beras dalam volume besar karena saat ini kami sudah mulai menerima pasokan beras dari hampir seluruh wilayah Kedu,” ujarnya. Perum Bulog Subdivre Wilayah V Kedu membawahi enam kota/kabupaten yaitu Kabupaten Temanggung, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Wonosobo, serta Kota dan Kabupaten Magelang.
Selain karena panen sudah terjadi di berbagai wilayah, Emilia mengatakan, pihaknya pun semakin mudah melakukan kegiatan pengadaan karena harga beras kini cenderung terus turun. Jika sebelumnya rata-rata harga beras mencapai lebih dari Rp 10.000 per kg, maka sekarang ini, harga beras di pasaran berkisar Rp 8.500-Rp 8.700 per kg.
Di Kabupaten Temanggung, harga beras pun terpantau terus turun. Kholifah, salah seorang pedagang di Pasar Kliwon, mengatakan, dalam dua minggu terakhir, penurunan harga beras mencapai Rp 200-Rp 500 per kg. Dengan penurunan harga tersebut, maka kini dia menjual beras kualitas medium dengan harga Rp 11.800 hingga Rp 13.000 per kg.
Beras dengan kisaran harga di atas Rp 10.000 per kg tersebut, menurut dia, adalah pasokan beras yang didapatkannya dari wilayah Solo dan Klaten. Namun, untuk beras hasil panen dari wilayah Temanggung, menurut dia, bahkan bisa lebih murah lagi.
“Beberapa waktu lalu, saya pernah ditawari beras dari Temanggung, yang dijual pengepul dengan harga Rp 9.000 per kg,” ujarnya. Namun, beras tersebut tidak dibeli karena berkualitas kurang bagus.
Nunuk, pedagang beras lainnya, mengatakan, rata-rata beras yang dijualnya mengalami penurunan harga Rp 1.000 per kg, hingga menjadi Rp 11.000 hingga Rp 12.000 per kg.
Jika sebelumnya dia menjual beras dari Klaten, maka selama tiga minggu terakhir, Nunuk mengatakan, dirinya hanya menjual beras produksi Temanggung saja.
“Sekarang panen di Temanggung sudah terjadi di berbagai tempat sehingga saya pun tidak kesulitan untuk mendapatkan kemudian menjualnya,” ujarnya.