Doa Bersama Memohon agar 7 Korban Longsor Ditemukan
Oleh
Megandika Wicaksono
·2 menit baca
Matahari mulai tenggelam. Semburat jingga menggaris di batas cakrawala. Jangkrik mulai bersaut-sautan satu sama lain. Desir angin nan sejuk bercampur bau tanah lumpur menyelimuti sore yang kelam di lokasi longsor Desa Pasir Panjang, Salem, Brebes, Selasa (27/2). Puluhan warga, relawan, dan keluarga korban yang belum ditemukan tertunduk khusyuk memanjatkan doa kepada Yang Mahakuasa.
Dua hari terakhir, tim SAR gabungan belum dapat menemukan tujuh korban yang masih hilang dan diduga tertimbun material longsor Perbukitan Lio. Ketujuh korban itu adalah Marsui, Suwirso, Haryanto, Wastim Wahyu, Darsip, Rustam, dan Sujono.
Senin udara cerah setengah hari dilanjutkan hujan dari siang hingga malam. Selasa, cuaca cerah sepanjang hari, tetapi pencarian pun belum membuahkan hasil. ”Tim kesulitan menemukan korban karena kondisi lumpur yang dalam. Selain itu, tim belum menemukan tanda-tanda adanya jenazah di sekitar lokasi longsor karena biasanya ditemukan lalat atau bau kurang sedap,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Eko Andalas, Selasa petang.
Pencarian sebagai usaha menemukan korban longsor melibatkan 500 sampai 700 relawan dari sejumlah tempat sejak Kamis. Tim baru dapat menemukan sembilan korban meninggal di antara timbunan material longsor yang panjangnya mencapai 3 kilometer dengan lebar sekitar 200 meter. Total korban meninggal 10 orang, satu korban di antaranya meninggal di rumah sakit.
Komandan Kodim 0713/Brebes Letkol Ahmad Hadi sebagai penanggung jawab lapangan telah mengumpulkan ahli waris atau keluarga korban yang hilang. Mereka bermusyawarah terkait kondisi terkini tentang kesulitan dan harapan. Hingga akhirnya diputuskan pada Rabu pencarian akan dihentikan dan keluarga tentu berusaha mengikhlaskannya.
Mata Iqbal (23) masih tampak sembap setalah selesai dari musyawarah tersebut sekitar pukul 17.30. Dalam perjalanan menuju lokasi longsor untuk berdoa bersama bagi para korban, Iqbal menyampaikan harapannya, yaitu agar sang ayah, Sujono (57), dapat segera ditemukan. ”Inginnya pencarian diperpanjang sampai korban hilang ditemukan,” kata Iqbal sambil terbata-bata.
Sang ayah diduga tertimbun longsor saat berangkat kerja menggunakan sepeda motor. Iqbal menceritakan, kepedihan keluarganya berlipat ganda karena sang adik, yaitu Inu (21), baru saja meninggal 100 hari lalu karena demam berdarah. ”Kalau bapak tidak ditemukan, kasihan ibu,” ujar Iqbal yang masih berusaha ikhlas menerima kenyataan yang ada.
Dalam lantunan doa yang dipimpin oleh Kepala Urusan Agama Kecamatan Salem KH Holid Nawai, semua pengharapan Iqbal bersatu dengan doa seluruh keluarga korban hilang serta para relawan dan warga yang turut bersimpati atas musibah tersebut. Seruan doa dan permohonan kepada Sang Pencipta agar pencarian pada hari terakhir, Rabu, lancar serta membuahkan hasil bergema pada sore yang perlahan berganti malam.