KARIMUN, KOMPAS — Polisi masih mengejar empat pelaku perompakan kapal tunda Mitra Samudera 28 di perairan Moro, Kepulauan Karimun, Provinsi Kepulauan Riau. Kelompok ini diduga merupakan kelompok baru mengingat perompakan di kawasan itu belum pernah terjadi. Adapun satu korban luka telah selesai menjalani operasi dan sedang dalam pemulihan.
Kepala Bidang Humas Polda Kepulauan Riau Komisaris Besar S Erlangga yang dihubungi, Minggu (25/2), mengatakan, pihaknya terus menggali keterangan 10 anak buah kapal (ABK) Mitra Samudera 28 yang berada di dalam kapal.
Adapun juru mudi kapal, Barmawi (38), masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Bakti Timah Kepulauan Karimun. Dua jari Barmawi putus ditebas para pelaku.
Erlangga mengatakan, Mitra Samudera dirompak di perairan Moro, Kabupaten Kepulauan Karimun, Sabtu (24/2) sekitar pukul 03.00 WIB. Kapal tersebut berlayar dari daerah Lumut, Negeri Bagian Perak, Malaysia, menuju Palembang, Sumatera Selatan.
”Kami belum mengetahui komoditas apa yang diangkut oleh kapal dan tongkang tersebut,” ujar Erlangga.
Namun, di tengah perjalanan, ujar Erlangga, tiga pelaku dengan menggunakan penutup wajah memasuki kapal. Mereka datang dengan menumpangi sebuah perahu sampan bermesin. Para pelaku mengancam ABK yang ada di dalam kapal dengan menggunakan senjata tajam.
ABK yang berada di anjungan lebih dulu dilumpuhkan. Pelaku lalu mengikat tangan ABK dengan tali rafia. Pelaku kemudian turun ke kamar kapten dan ABK, membangunkan mereka dan mengikat tangan mereka dengan rafia.
Namun, saat pelaku membangunkan Barnawi, juru mudi kapal itu melawan sehingga terjadi kemelut. Barmawi mengalami luka di sejumlah bagian tubuh, bahkan dua jari tangannya putus terkena tebasan senjata tajam pelaku.
Dalam perompakan tesebut, pelaku mengambil telepon genggam para ABK, satu unit GPS, satu unit radar, dan uang tunai sebesar Rp 2,5 juta milik semua ABK. ”Total kerugian diperkirakan mencapai Rp 40 juta,” ujar Erlangga. Pelaku kemudian lari menggunakan perahu.
Sampai saat ini, jajaran Polda Kepulauan Riau terus mengejar keempat pelaku mengacu pada ciri-ciri yang disampaikan kru kapal. Erlangga menyebutkan, ABK Mitra Samudera juga masih berada di Tanjung Balai Karimun untuk pemeriksaan lanjutan.
Erlangga berujar, pihaknya belum bisa memastikan apakah kelompok yang melakukan perompakan itu merupakan pemain lama atau baru. Namun, dalam dua tahun terakhir, perompakan baru kali ini terjadi.
Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut Tanjung Balai Karimun Letnan Kolonel (P) Totok Irianto mengatakan, kemungkinan kelompok yang melakukan perompakan adalah pemain baru karena kejadian seperti ini baru pertama kali terjadi. ”Namun, kami masih melakukan pengumpulan data lengkap,” ujarnya.