JAKARTA, KOMPAS — Gempa berkekuatan M 4,4 yang terjadi di barat daya Danau Toba pada Sabtu (24/2) pukul 8.17 WIB bersifat tektonik. Gempa ini diduga disebabkan pergerakan patahan Sumatera di segmen Renun dan tidak berkaitan dengan aktivitas vulkanik di kawasan ini.
Berdasarkan data Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa ini berpusat di koordinat 2,34 Lintang Utara, 98,76 Bujur Timur sekitar 32 kilometer barat daya Pulau Samosir, Sumatera Utara. Sementara kedalaman pusatnya di 16 km.
Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan Edison Kurniawan menyebutkan, hasil analisis pada peta tingkat guncangan dan laporan yang diterima dari masyarakat, gempa bumi ini dirasakan di Doloksanggul, Kabupaten Humbang Hasudutan, dan Kabupaten Samosir dengan intensitas I Skala Informasi Gempa-BMKG atau I-II MMI.
Observasi BBMKG Wilayah I Medan, gempa bumi ini berada pada Zona Sesar Sumatera, pada segmen patahan Renun. Karakteristik sinyal gempa bumi ini menunjukkan gempa bumi tektonik.
Dari kedalaman hiposenternya gempa bumi ini merupakan jenis gempa bumi tektonik dangkal pada lapisan kerak Bumi.
Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono menambahkan, gempa ini tidak berkaitan dengan aktivitas vulkanik di Toba ataupun Gunung Sinabung.
”Selisih kedatangan gelombang primer dan sekunder 5 detik. Ini bukti kuat ini gempa akibat sesar dan tidak ada kaitan dengan vulkanik,” katanya.
Sesar Sumatera merupakan zona kegempaan yang memanjang dari Teluk Semangko di Lampung hingga Aceh. Zona sesar yang terbagi dalam sejumlah segmen ini merupakan salah satu yang paling aktif di Indonesia dan berulang kali memicu gempa besar dan menimbulkan kerusakan.