Asosiasi Bank Pembangunan Daerah Luncurkan Produk Terintegrasi
Oleh
Jean Rizal Layuck
·3 menit baca
MANADO, KOMPAS — Asosiasi Bank Pembangunan Daerah meluncurkan produk terintegrasi dengan nama BPD One. BPD One mengintegrasikan pelayanan bank pada 27 cabang BPD di Indonesia. Asbanda juga meluncurkan logo baru yang menjadi identitas bersama bank pembangunan daerah seluruh Indonesia.
Ketua Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) Kresno Sediarsi dalam pertemuan pengurus BPD seluruh Indonesia di Manado, Sulawesi Utara, Kamis (22/2), mengungkapkan, BPD One dan logo baru itu menjadi wujud bahwa BPD adalah satu kelompok meskipun dalam operasional berbeda.
”Kami (BPD) akan lebih solid dengan produk bersama logo dan BPD One. Pelayanan akan lebih luas yang dapat menjangkau nasabah di seluruh Indonesia. BPD One merupakan transformasi BPD di bidang teknologi,” kata Kresno yang juga Direktur Utama Bank DKI itu.
Tahap awal produk BPD One sebagai integrasi switching diterapkan di Bank DKI, Bank BJB, Bank Riaukepri, Bank Sulutgo, Bank Bali, dan Bank Sulselbar. Keenam bank ini menjadi pilot project dari BPD One sebelum diterapkan pada 20 bank lainnya.
Ketua Forum Komunikasi Dewan Komisaris Bank Pembangunan Daerah Indonesia Sanny Parengkuan menambahkan, dua produk yang diluncurkan itu mempercepat transformasi pelayanan bank kepada nasabah di Tanah Air.
”Semua dilakukan untuk profesionalisme bank pembangunan daerah yang selama ini identik dengan bank pemerintah,” kata Sanny.
Direktur Utama Bank Sulutgo Jefrry Dendeng mengatakan, produk BPD One menunjukkan kemajuan pelayanan bank pembangunan daerah. Dengan BPD One, nasabah Bank Sulutgo di Manado dapat menarik uang ataupun menyetor di Bank DKI.
Menurut Dendeng, BPD One menguntungkan bank daerah yang tidak memiliki cabang di daerah lain. Bank Sulutgo hanya memiliki tiga kantor cabang di luar Sulawesi Utara dan Gorontalo, yakni di Malang, Surabaya, dan Jakarta.
BPD One memberi efisiensi bagi bank karena tak perlu membuka kantor cabang di banyak kota, kecuali bank tersebut berencana melakukan penetrasi pasar baru di sebuah daerah. ”Sekarang nasabah bank Sulutgo dapat bertransaksi di kantor Bank Bali ataupun Bank BJB, semua telah terkoneksi,” katanya.
Selanjutnya, Kresno Sediarsi mengatakan, kemajuan BPD terus berlangsung dari tahun ke tahun. Aset BPD di seluruh Indonesia tahun 2017 mencapai Rp 645,9 triliun, naik 22 persen dari tahun 2016 sebanyak Rp 529 triliun.
Kresno juga melaporkan jumlah nasabah 26 cabang BPD di Indonesia mencapai 7.164.334 penabung. Dari kemajuan itu, BPD juga telah menyalurkan kredit ke masyarakat sebanyak Rp 390,8 triliun atau naik 8,8 persen dari tahun sebelumnya Rp 359,3 triliun.
Dikatakan tabungan Simpeda di seluruh Indonesia juga menjadi salah satu produk utama dengan saldo tabungan mencapai Rp 49,7 triliun. Setiap dua kali setahun, Asbanda memberi hadiah kepada nasabah dengan penarikan undian senilai Rp 6 miliar.
Menurut Kresno, apabila BPD dengan kekuatan asetnya di seluruh Indonesia bersinergi, akan menjadi potensi kekuatan dalam kancah persaingan industri perbankan nasional. Selain itu juga memberi kontribusi optimal bagi perekonomian nasional.