SURABAYA, KOMPAS – Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, akan mengubah pusat perbelanjaan Hi-Tech menjadi gedung kesenian bertaraf internasional pada 2019. Para pedagang yang sudah berjualan sejak 29 tahun lalu tidak akan digusur, melainkan diberikan tempat untuk tetap berjualan di tempat tersebut.
“Penataan Hi-Tech Mall tetap mempertahankan para pedagang karena Hi-Tech sudah menjadi ikon pusat perbelanjaan elektronik di Surabaya,” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Agus Imam Sonhaji, Selasa (20/2) saat menemui sekitar 500 pedagang yang melakukan demonstrasi di depan Hi-Tech Mall.
Demontrasi yang dilakukan sejak pukul 09.00 hingga 12.00 itu lantaran para pedagang khawatir akan digusur pasca pengelolaan Hi-Tech Mall dikembalikan ke Pemkot Surabaya. Mereka tidak ingin dipindah karena dikhawatirkan akan menurunkan omzet. Pedagang ingin Pemkot Surabaya memberikan tempat pedagang untuk tetap berjualan di tempat tersebut.
Hi-Tech Mall adalah pusat perbelanjaan elektronik, seperti komputer, laptop, dan kamera. Gedung ini dibangun pada 1989 oleh PT Sasana Boga di atas tanah milik Pemkot Surabaya dengan perjanjian bangun guna serah (Build Operate Transfer).
Setelah melakukan kontrak pertama selama 20 tahun dan diperpanjang 10 tahun, Pemkot Surabaya tidak melanjutkan kontrak tersebut. Kini, kondisi bangunan Hi-Tech Mall banyak mengalami kerusakan di sejumlah bagian. Gedung ini sering dilanda banjir saat hujan deras mengguyur Surabaya. Fasilitas seperti lift barang dan pendingin ruangan juga kerap tidak berfungsi.
Sonhaji mengatakan, penataan Hi-Tech Mall akan dimulai pada Mei 2019 setelah Pemkot Surabaya melakukan serah terima aset dari PT Sasana Boga selaku investor gedung tersebut. “Hi-Tech Mall akan diubah menjadi gedung kesenian yang terintegrasi dengan Taman Hiburan Rakyat Surabaya yang berada di samping gedung ini. Surabaya amat membutuhkan gedung kesenian untuk memfasilitasi kegiatan seni dan budaya,” ujar Sonhaji.
Pemkot Surabaya menjamin para pedagang tidak akan digusur ke tempat lain karena alih fungsi ini. Pedagang akan diberikan tempat berjualan di kawasan Hi-Tech Mall yang baru. Bahkan, dengan keberadaan gedung kesenian, diharapkan bisa meningkatkan omzet pedagang karena tempat tersebut menjadi lebih ramai.
Pembina Paguyuban Pedagang THR Surabaya Mall, Handoko, berharap, pedagang dilibatkan dalam proses pembangunan gedung kesenian di lahan Hi-Tech Mall. Jangan sampai tempat berdagang yang baru tidak strategis sehingga membuat pelanggan berkurang. “Kami ingin 660 pedagang di Hi-Tech Mall saat ini diberikan tempat oleh Pemkot Surabaya. Jangan sampai ada pedagang yang tidak kebagian kios di tempat yang baru,” katanya.
Pedagang di Hi-Tech Mall, Rudi Abdullah, mengatakan, gedung baru harus memiliki fasilitas untuk pedagang, seperti lift barang, eskalator, dan pendingin ruangan agar pembeli lebih nyaman. Sewa kios juga diharapkan bisa lebih murah dibandingkan saat dikelola swasta.