Marak Penculikan, Risma Ingatkan Orangtua Awasi Anak
Oleh
IQBAL BASYARI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Penculikan anak kembali marak di Surabaya, Jawa Timur. Dalam dua bulan terakhir, dua anak menjadi korban penculikan. Beruntung, kedua korban berhasil kembali ke orangtua dengan selamat.
Kasus penculikan pertama di tahun ini dialami Shakila Rachmawati (5), Selasa (16/1). Korban asal Gresik itu diculik Ahmad Wahyudi (33), pria yang baru dikenal ibu korban, Siti Musharifah, ketika berada di bus jurusan Terminal Osowilangun-Terminal Purabaya.
Shakila bersama ibunya dan adiknya, Adila, hendak ke perusahaan asuransi. Ketika turun di Surabaya, pelaku juga ikut turun mengikuti keluarga tersebut sampai ke kantor asuransi. Siti yang sudah merasa dekat dengan pelaku meninggalkan Shakila bersama Ahmad di depan kantor, sedangkan Siti dan Adila masuk ke kantor asuransi.
Namun, ketika Siti menyelesaikan urusan asuransi, Shakila bersama Ahmad menghilang. Korban akhirnya ditemukan dua hari kemudian oleh polisi di kamar kos pelaku yang berada di Surabaya.
Adapun penculikan anak lainnya terjadi pada Senin (22/1) menimpa Venessa Dewi Saraswati (9). Dia diculik pelaku yang hingga kini masih buron ketika terjadi kecelakaan tunggal saat dibonceng ibunya, Dwi Astuti (35), bersama adiknya, Abimanyu.
Korban diculik pelaku saat terjatuh dari sepeda motor yang dinaiki bersama ibu dan adiknya di Jalan Nginden Intan, Surabaya, sekitar pukul 15.00. Saat itu, Dwi dan Abimanyu dilarikan ke rumah sakit bersama-sama oleh warga sekitar. Sementara Vanessa dibawa warga lain yang mengaku akan ikut dibawa bersama ibunya di rumah sakit.
Namun, hingga pukul 17.00, Vanessa tidak kunjung datang. Dia ternyata diculik pria yang menolongnya saat terjatuh. Vanessa akhirnya ditemukan di Pasuruan karena berhasil melarikan diri dari penculik saat mengisi bensin di sebuah stasiun pengisian bahan bakar untuk umum.
Menanggapi maraknya kasus penculikan anak di Surabaya tersebut, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta para orangtua mengawasi dan melindungi anaknya. Jangan sampai anak terlepas dari pantuan orangtua.
Oleh sebab itu, dia memberikan tips kepada orangtua agar anaknya tidak menjadi korban penculikan. Pertama, ketika ada di rumah, pintu dan pagar selalu ditutup dan terkunci rapat.
”Pantau terus anak sudah pulang sekolah atau belum. Terutama putra-putrinya yang dipegangi gawai, tolong diawasi dan komunikasi terus,” kata Risma, Senin, (19/2) di Surabaya.
Jangan sampai membiarkan ada orang lain yang tidak dikenal membantu menyelamatkan dengan menggendong anak kita karena banyak kejadian anak langsung dibawa kabur.
Kedua, apabila menggunakan kendaraan bersama dengan anak dan tiba-tiba terjadi sesuatu, seperti ban bocor atau kendaraan ditabrak orang, anak-anak jangan sampai terlepas dari pengawasan. Sebab, kondisi itu memberikan peluang kepada penculik untuk membawa kabur sang anak.
”Jangan sampai membiarkan ada orang lain yang tidak dikenal membantu menyelamatkan dengan menggendong anak kita karena banyak kejadian anak langsung dibawa kabur,” katanya.
Ketika berjalan-jalan di luar rumah, kata Risma, usahakan untuk selalu menggandeng atau menggendong anak. Jangan biarkan anak berjalan sendirian karena memudahkan penculikan.
”Predator anak ada di mana-mana, mungkin saat ini juga bisa ada di sekitar kita. Semua harus waspada,” kata Risma.