Pemasaran Kopi Bali Belum Optimal, Bali Siapkan Pengemasan Produk
Oleh
Cokorda Yudistira M Putra
·2 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Bali memproduksi kopi berkualitas, bahkan kopi Bali memperoleh sertifikat indikasi geografis untuk arabika Bali Kintamani dan robusta Pupuan. Kopi Bali juga sudah menembus pasar internasional. Akan tetapi, pemasaran kopi Bali dinilai belum optimal, antara lain, karena belum adanya eksportir besar kopi di Bali.
”Kopi Bali diekspor ke luar negeri melalui perusahaan eksportir besar di luar Bali,” kata Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnu Ardhana di Denpasar, Bali, Kamis (8/2).
Hal lainnya, menurut Wisnu, produk kopi Bali perlu dikemas dengan standar yang baik dan menarik sehingga kopi Bali semakin diminati, termasuk untuk pasar di luar negeri.
Ia menambahkan, terdapat pengusaha ekspor di Bali yang juga memasarkan kopi Bali sampai ke luar negeri, tetapi kapasitasnya belum besar. Di sisi lain, lanjut Wisnu, kopi Bali termasuk komoditas ekspor unggulan Bali.
Negara-negara yang menjadi tujuan ekspor kopi Bali, berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali, antara lain Korea Selatan, Australia, Taiwan, Uni Emirat Arab, dan Jepang. Volume ekspor kopi Bali mencapai 29 ton pada 2017.
Wisnu mengatakan, dua jenis kopi Bali sudah mendapatkan sertifikat indikasi geografis (IG) sebagai kopi spesial, yakni arabika Bali Kintamani dan robusta Pupuan. Arabika Bali Kintamani dibudidayakan di tiga kabupaten, yakni Bangli, Buleleng, dan Badung. Adapun lahan robusta Pupuan terdapat di Kabupaten Tabanan.
”Kami sedang menyiapkan model packaging houses yang cocok untuk kopi Bali dan komoditas unggulan lainnya,” ujar Wisnu.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan Nyoman Budana mengatakan, kopi yang dihasilkan petani kopi di Tabanan, termasuk robusta Pupuan yang sudah mendapatkan sertifikat IG, juga sudah sudah diekspor. Luas lahan kopi robusta di Tabanan mencapai 9.500 hektar dengan produksi kopi mencapai 6.100 ton pada 2016.
”Kopi robusta menjadi komoditas unggulan di Tabanan,” ucap Budana, Selasa (6/2).
Petani kopi di Pujungan, Pupuan, I Wayan Dira, menyatakan, kopi robusta Pupuan sudah mendapat pasar di Korea Selatan, Italia, dan Taiwan. Menurut dia, produk kopi dari petani, terutama di Pupuan, sudah meningkat kualitasnya dan kuantitasnya. Terlebih lagi setelah kopi robusta Pupuan sudah mendapatkan sertifikat IG sebagai kopi spesial sejak 2017.
”Pembeli besar umumnya dari Surabaya dan Jakarta,” kata Dira, Kamis.
Ia berharap muncul pengusaha-pengusaha kopi besar di Bali yang memiliki modal dan juga akses ke pasar internasional. Dengan adanya eksportir besar di Bali, menurut Dira, petani kopi dapat menjual kopinya langsung ke pengusaha atau melalui kelompok usaha taninya ke pengusaha kopi.
”Pemerintah memfasilitasinya sehingga petani mendapatkan harga yang pantas dan wajar,” ujar Dira.