TNI dan Polri di Kuningan Kompak Jadi Saudara Asuh
Oleh
Abdullah Fikri Ashri
·2 menit baca
KUNINGAN, KOMPAS – Kepolisian Resor Kuningan dan Komando Distrik Militer 0615/Kuningan, Jawa Barat, membuat program saudara asuh antara bhayangkara pembina keamanan dan ketertiban masyarakat (Bhabinkamtibmas) dan bintara pembina desa (Babinsa). Dengan begitu, sinergitas Polri dan TNI menjadi lebih kuat untuk membantu masyarakat.
Program saudara asuh tersebut rencananya diluncurkan pada Kamis (8/2) ini. “Jadi, nanti setiap anggota Bhabinkamtibmas menjadi saudara asuh untuk Babinsa. Begitupun sebaliknya,” ujar Kepala Polres Kuningan Ajun Komisaris Besar Yuldi Yusman, Senin (5/2), saat memberikan arahannya terkait sinergitas, soliditas, dan netralitas TNI-Polri dalam Pilkada di Kuningan. Turut hadir Komandan Kodim 0615/Kuningan Letnan Kolonel (Inf) Daru Cahyadi Soeprapto.
Dengan menjadi saudara asuh, Bhabinkamtibmas dan Babinsa akan semakin dekat layaknya keluarga. Saat ini, jumlah Bhabinkamtibmas di Kuningan mencapai 132 personel sementara Babinsa sebanyak 304 personel.
Menurut Yuldi, sinergitas kedua institusi tersebut sangat diperlukan sebab, Kuningan memiliki wilayah yang luas dengan 32 kecamatan dan 361 desa. Jika sinergitas TNI-Polri kuat, lanjutnya, tugas membantu masyarakat dapat terlaksana dengan baik. Terlebih lagi, pada 2018 terdapat agenda Pilkada sementara 2019 merupakan Pemilu dan pemilihan legislatif.
Yuldi menuturkan, selama ini, upaya menjaga dan meningkatkan sinergitas TNI-Polri telah dilakukan, antara lain, patroli keamanan dan olahraga bersama. “Bahkan, saat Pak Dandim ulang tahun, kami memberikan kejutan,” ujar Yuldi sembari memperlihatkan foto acara tersebut. Dia mengklaim, Polres Kuningan merupakan tiga besar di antara 22 Polres di Jabar yang terbaik dalam membangun sinergitas TNI-Polri.
Dandim 0615/Kuningan Letnas Kolonel (Inf) Daru mengatakan, yang kerap bersentuhan dengan masyarakat ialah Babinsa dan Bhabinkamtibmas. Oleh karena itu, program saudara asuh dimulai oleh kedua unsur di Polri dan TNI tersebut. Keduanya, lanjutnya, akan bertukar nomor telepon dan saling mengunjungi.
“Apabila keduanya bersatu, mereka dapat membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi masyarakat. Proram ini juga dapat menjadi contoh, jika dua institusi saja bisa bersama, kenapa antarwarga tidak?” ujar Daru.