Telantarkan Pasien, RSUD SoE Akan Dievaluasi
SOE, KOMPAS — Bupati Timor Tengah Selatan Paul Mella akan mengevaluasi pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah SoE, Nusa Tenggara Timur, terkait kasus penelantaran pasien. Hasil evaluasi akan ditindaklanjuti dengan pembenahan manajemen rumah sakit.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Herlince Takaeb (26) meninggal saat melahirkan bayi laki-lakinya di RSUD SoE, Sabtu (27/1). Bayinya tak tertolong. Diduga korban meninggal sebelum mendapatkan perawatan di RS karena harus menunggu surat rujukan dari puskesmas.
Paul Mella saat dihubungi di Jakarta, Selasa kemarin, mengatakan, semestinya peristiwa itu tidak terjadi jika semua pihak di RSUD SoE mau mengabdi dan melayani. ”Setelah tiba di SoE saya akan mengundang semua instansi terkait untuk mengevaluasi kasus kematian Herlince Takaeb dan bayinya. Ini kejadian luar biasa. Pasien dalam kondisi gawat dan sudah menginjakkan kaki di halaman rumah sakit (RS), apa pun alasannya harus dilayani, soal administrasi diatur kemudian,” kata Mella.
Kasus kematian ibu dan bayi di RSUD SoE merupakan peristiwa ketiga sejak 2017. Sebelumnya, 2016 dan 2015 pun ada kejadian serupa.
Direktris RSUD SoE Ria Tahun mengatakan, kematian Herlince Takaeb dan bayinya bukan karena kelalaian dan keterlambatan rumah sakit, tetapi karena perdarahan hebat yang dialami pasien. Perdarahan itu dicurigai karena adanya robekan rahim korban, tetapi belum terbukti.
”Pelayanan terhadap Herlince Takaeb sudah sesuai standar operasional. Saat pasien datang tidak membawa surat rujukan dari Puskesmas Binaus, kami menganjurkan pasien mendaftar sebagai pasien umum. Pasien memiliki Kartu Indonesia Sehat,” katanya.
Suami korban, Jemsius Taneo, membantah pernyataan Ria Tahun. Saat pasien antre di loket, tidak ada petugas RS yang meminta mereka mendaftar sebagai pasien umum. Petugas terus mendesak agar harus ada surat rujukan dari puskesmas, sebagai syarat perawatan di klinik bersalin.
Di Sidoarjo, Jawa Timur, Polres Kota Sidoarjo segera menyelidiki dugaan penelantaran pasien di RS Siti Khodijah. Keluarga pasien yang diwakili Faisal Rizal mengatakan ibundanya, Supariyah (67), meninggal karena diduga ditelantarkan oleh RS Siti Khodijah. Kejadian bermula saat Supariyah dibawa ke RS pada Rabu siang. Korban dirawat inap dan ditangani dokter. Pemeriksaan oleh dokter syaraf dilakukan Rabu pukul 21.00, setelah itu perawat menyuntik pasien sekitar pukul 23.00.
Keluarga curiga pasien sudah meninggal saat dokter memeriksa pukul 21.00. Dokter dianggap lalai karena tidak memeriksa pasien dengan baik sehingga tak tahu apakah pasien masih hidup atau meninggal. Setelah itu ada perawat yang menyuntik pasien yang diduga meninggal itu.
Namun, hal itu dibantah pihak RS. Nadi pasien, dinyatakan masih berdenyut saat itu. Pasien baru dinyatakan meninggal pukul 23.00.
Kuasa hukum RS Siti Khodijah, Masbuhin, mengatakan, tidak ada penelantaran atau kelalaian dari tim medis.
Menurut Masbuhin, penanganan pasien sudah sesuai dengan prosedur standar operasi. Pihaknya punya bukti rekam medik pasien. (KOR/NIK)