MEDAN, KOMPAS — Konsulat Jenderal Republik Rakyat China di Medan mengajak para pengusaha Indonesia memperluas ekspor barang dan jasa ke negara itu. Pariwisata Danau Toba dinilai sangat berpotensi dijual bagi 120 juta warga China yang pelesiran ke luar negeri tiap tahun.
China juga telah lama melirik durian dan buah-buahan lain di Indonesia, tetapi belum bisa menembus pasar China karena minimnya teknologi pascapanen dan pengiriman barang. Ekspor Indonesia ke China selama ini hanya didominasi komoditas sawit dan karet.
Konsul Jenderal Republik Rakyat China di Medan Sun Ang, Selasa (23/1), mengatakan, Pemerintah China terus membuka pasar dan mendorong globalisasi ekonomi. Dengan populasi 1,3 miliar jiwa, nilai impor China dalam lima tahun mendatang diperkirakan 10 triliun dollar Amerika Serikat.
Untuk pertama kalinya, China akan menggelar Pameran Impor Internasional China (China International Import Expo) di Shanghai, pada 5-10 November 2018. ”Pameran ini memberi kesempatan kepada banyak negara di dunia, termasuk Indonesia untuk memperluas ekspor ke China,” katanya.
Sun mengatakan, dalam pameran ini juga akan mempertemukan konsumen China dengan pengusaha dari 185 negara. Mereka akan mendirikan 80.000-100.000 stan. Para pengusaha yang ingin ikut pameran dapat mendaftar hingga 30 Juni melalui situs www.neccsh.com dengan tarif 3.000 dollar AS per stan.
Sun menyatakan, Indonesia adalah salah satu negara yang berpeluang besar memperluas ekspor barang dan jasa ke China. Salah satu yang bisa dikembangkan adalah pemasaran pariwisata Danau Toba. ”Saya sudah berkunjung ke sana dan melihat keindahan alam dan budaya yang begitu kaya. Destinasi seperti ini sangat disukai turis China,” katanya.
Sun menyayangkan, kunjungan turis asing ke Danau Toba saat ini hanya sekitar 200.000 orang per tahun. Jika Indonesia serius menggarap pasar China, kata Sun, tidak sulit mendatangkan 1 juta wisatawan China ke Danau Toba. Indonesia, kata Sun, hanya perlu menggaet 1 persen dari 120 juta turis asing asal China.
Sun menyatakan, wisatawan China yang pelesiran ke Bali sudah lebih dari 1 juta orang. Pariwisata Danau Toba bisa juga dijual bagi para wisatawan tersebut.
Ekspor durian
Konsul RRC di Medan Bidang Ekonomi dan Komersial Liu Weiguo mengatakan, China juga sudah lama melirik durian Indonesia karena cita rasanya yang enak dan disukai warga setempat. Warga China sangat menyukai durian, tetapi harus impor karena durian tidak tumbuh di sana. Namun, selama ini, hampir seluruh durian di China didatangkan dari Thailand dan Malaysia.
Liu menjelaskan, meskipun cita rasanya sangat disukai, durian Indonesia tidak bisa menembus pasar Tiongkok karena minimnya teknologi pascapanen dan teknologi pengiriman. Thailand dan Malaysia saat ini sudah bisa memanen durian saat buahnya masih mentah sehingga ketika tiba di Tiongkok tidak busuk. ”Sementara, di Indonesia, buah durian dipanen setelah jatuh dari pokoknya,” katanya.
Nilai ekspor Indonesia ke China terus meningkat. Tahun 2017 sebesar 21,2 miliar dollar AS atau naik 41 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Khusus ekspor dari Sumut ke China tahun 2017 sebesar 900 juta dollar AS atau naik 21 persen. (NSA)