Kerja sama di bidang ketenagalistrikan itu tertuang dalam enam dokumen kesepakatan pokok antara lima unit PLN Regional Sumatera dan ITS yang ditandatangani di Kampus Sukolilo, Surabaya, Senin (22/1). Ada 25 kontrak kerja sama di bidang ketenagalistrikan.
Direktur Bisnis PT PLN Regional Sumatera Wiluyo Kusdwiharto menyatakan, dalam upaya mengembangkan industri kelistrikan secara masif, masih banyak permasalahan kelistrikan yang belum bisa diatasi dan membutuhkan kontribusi akademisi. ”ITS digandeng untuk melakukan kajian-kajian di bidang kelistrikan,” ujarnya.
Kontrak kerja sama yang disepakati adalah menyelesaikan permasalahan kelistrikan di unit Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan, Wilayah Sumut, Wilayah Riau dan Kepulauan Riau, serta Wilayah Bangka Belitung dan wilayah distribusi Lampung.
Dari 25 kontrak, ada tiga yang diproritaskan rampung tahun ini. Yang pertama, menyangkut peningkatan efisiensi pembangkit listrik yang masih mengalami kendala penurunan kapasitas. Saat ini, PT PLN Regional Sumatera sedang mengembangkan teknologi boiler yang berfungsi mengubah air menjadi uap, tetapi masih mengalami gangguan.
”Kami mengharap ITS bisa mengkaji dari sisi mekanis dan konversi energi untuk menjadi masukan mengatasi penurunan kapasitas itu,” ujarnya.
Selanjutnya, ITS diharapkan menghasilkan kajian terkait pengembangan kelistrikan yang efisien di pulau-pulau terluar bagi PT PLN dan harganya terjangkau masyarakat. Masukan dari ITS diharapkan mempercepat peningkatan rasio elektrifikasi. Saat ini, rasio elektrifikasi di Sumatera sekitar 93 persen dan ditargetkan menjadi 100 persen pada 2019.
Prioritas ketiga adalah melakukan studi pemanfaatan dan pembuatan purwarupa motor listrik untuk perahu nelayan dan pariwisata. Kontrak kerja sama lainnya, antara lain studi efektivitas organisasi operasi dan pemeliharaan pembangkit, pengawasan dan evaluasi PLTGU Indralaya, serta studi pembangunan sistem kelistrikan dengan pemberdayaan masyarakat melalui potensi pembangkit biomassa di Pulau Nias.
Selain dengan PT PLN Regional Sumatera, ITS juga menandatangani kesepakatan pokok dengan PT Pembangkitan Jawa-Bali, yang meliputi 11 kontrak. Salah satu kerja sama terkait pengembangan energi baru terbarukan yang juga melibatkan Pemerintah Kota Surabaya.
Multidisiplin ilmu
Kepala Badan Pengembangan dan Pengelola Usaha ITS I Ketut Gunarta menuturkan, pihaknya akan melibatkan sejumlah dosen dan mahasiswa dari beberapa disiplin ilmu. Pelibatan dosen dan mahasiswa akan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing kontrak.
Sebagai contoh, untuk studi pemanfaatan dan pembuatan purwarupa motor listrik untuk perahu nelayan dan pariwisata, ITS akan melibatkan dosen dan mahasiswa dari Departemen Teknik Perkapalan, Departemen Teknik Kelautan, dan Departemen Teknik Elektro.
Mahasiswa pada jenjang S-1 hingga S-3 dan Fakultas Vokasi ITS akan mendapat kesempatan untuk terlibat. Mereka akan melakukan riset atau langsung turun ke lapangan untuk melakukan survei.
”Ini kesempatan untuk membangun sistem atau produk kelistrikan yang dihasilkan anak bangsa,” kata Gunarta.
Rektor ITS Joni Hermana menyebutkan, kolaborasi ini memberi kesempatan bagi dosen dan mahasiswa mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama di perguruan tinggi guna melahirkan solusi kelistrikan di Sumatera. ”Ini tantangan bagi ITS untuk turut melayani dan menyejahterakan masyarakat di daerah-daerah terpencil atau pulau-pulau terluar,” tuturnya. (ADY)