Malu Hamil di Luar Nikah, Remaja Putri Bunuh Bayinya
Oleh
Megandika Wicaksono
·2 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Seorang remaja putri berinisial NM (15), pelajar kelas I SMA di Banyumas, Jawa Tengah, tega membunuh bayi yang baru saja dilahirkannya. NM diduga malu karena hamil dan melahirkan di luar ikatan perkawinan.
”Seorang anak perempuan datang ke salah satu rumah sakit swasta pada pagi hari karena mengeluhkan sakit perut. Ia datang didampingi keluarganya. Keluarga tidak tahu anak itu sedang hamil,” kata Kepala Kepolisian Resor Banyumas Ajun Komisaris Besar Bambang Yudhantara Salamun, Selasa (23/1) di Purwokerto.
Ia melanjutkan, remaja putri itu menolak saat dokter hendak memegang perutnya. Pihak rumah sakit memintanya untuk dirawat inap. Beberapa saat setelahnya, remaja putri ini menuju kamar mandi dan di sana dia melahirkan.
”Lalu, dia meminta gunting kepada suster, katanya untuk menggunting popok. Setelah menerima gunting itu, ternyata digunakan untuk menikam bayi yang baru lahir itu. Ada 11 tusukan pada bayi itu,” paparnya.
Bambang menyebutkan, NM diduga hamil dari hubungannya dengan pacarnya yang juga masih di bawah umur, M (16). ”M alias G ini tidak sekolah dan pengangguran,” ujarnya.
Bambang mengatakan, pelaku dapat dikenai tindak pidana kekerasan terhadap anak yang mengakibatkan korban meninggal seperti dimaksud dalam Pasal 80 Ayat 3 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Ancaman hukumannya mencapai 15 tahun penjara.
Kasus cenderung tinggi
Kasus persetubuhan dan pencabulan di wilayah Banyumas cenderung tinggi. Pada 2017, tercatat ada 14 kasus persetubuhan terhadap anak dan 8 kasus pencabulan terhadap anak. Adapun pada Januari 2018 sudah terdapat 8 kasus persetubuhan anak dan 1 kasus pencabulan anak.
Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Korban Kekerasan Berbasis Gender dan Anak Kabupaten Banyumas Tri Wuryaningsih mengatakan, saat ini orangtua cenderung kurang memperhatikan perubahan sikap dan perilaku anaknya karena berbagai alasan.
Hal itulah yang diduga menjadi salah satu sebab mengapa orangtua remaja putri tersebut tidak mengetahui kehamilan anaknya.
”Kadang orangtua abai, tidak memperhatikan perilaku anak karena kesibukan. Mestinya keluarga menjadi benteng dan bagaimana melakukan pengawasan yang lebih ketat terhadap anak-anak, remaja, karena fenomena pergaulan seks bebas ini sangat luar biasa,” tutur Tri.