PT PP (Persero) Tbk Memohon Maaf kepada Wartawan Banyumas
Oleh
Megandika Wicaksono
·2 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — PT PP (Persero) Tbk yang mengerjakan pembangunan terowongan Notog memohon maaf kepada para wartawan Banyumas terkait komunikasi yang kurang baik pada acara kunjungan Menteri Tenaga Kerja M Hanif Dhakiri, Selasa (16/1) lalu. Para wartawan memboikot peliputan tersebut dengan meninggalkan lokasi acara.
”Saya atas nama manajemen proyek tunnel Purwokerto BH 1440 sedalam-dalamnya meminta maaf atas khilaf saya. Ini sengaja, istilahnya. Biasanya ada istilah tidak disengaja. Tetapi, dalam hal ini tidak maksud saya untuk seperti itu,” kata Project Manager Divisi Infrastruktur II PT PP (Persero) Tbk Eko Septiyanto, Selasa malam, kepada para wartawan.
Eko juga menyampaikan permohonan maaf dari pimpinan PT PP (Persero) Tbk dan berharap ke depan dapat kembali bekerja sama dengan para wartawan agar dapat meliput kegiatan terkait perkembangan proyek pembangunan terowongan. Eko menegaskan, pada prinsipnya pihaknya tidak berniat menahan ataupun mempersulit wartawan mengambil gambar di terowongan.
Sebelumnya, diberitakan Kompas (16/1/2018), 25 wartawan siap meliput kunjungan Menaker dalam rangka Peringatan Bulan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Nasional. Namun, di lokasi, Koordinator Health, Safety, Environment (HSE) PT PP (Persero) Tbk Ronald bersikap dan berkata-kata kurang baik kepada wartawan yang menanyakan alat pelindung diri (APD).
Pada kesempatan berjumpa dengan para wartawan malam itu, Ronald pun menyampaikan permohonan maaf. ”Jujur saya benar-benar meminta maaf atas kejadian tadi. Terus terang saya sangat menyesal karena ada komunikasi saya yang buruk buat Bapak Ibu yang ada di lapangan, saya minta maaf sekali. Saya juga tersentak mengapa saya harus berkata seperti itu, apa mungkin karena saya terbiasa dengan teman-teman pekerja atau bagaimana. Tetapi, intinya, saya salah, saya minta maaf,” kata Ronald.
Wartawan Media Indonesia Liliek Dharmawan mewakili para wartawan memaafkan peristiwa tersebut dan berharap ke depan komunikasi dapat terjalin dengan lebih baik. Liliek juga menyampaikan, dalam peliputan di ruang terbatas dan rawan bahaya, para wartawan akan menaati dan menghargai peraturan yang ada.