Menlu Retno Jelaskan Kebijakan Luar Negeri kepada Santri
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·2 menit baca
SOLO, KOMPAS — Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menjelaskan kebijakan luar negeri Indonesia kepada para santri dan santriwati di Pondok Pesantren Al-Muayyad, Solo, Jawa Tengah, Jumat (12/1).
Retno menyatakan, Indonesia melalui perjuangan diplomasi akan terus mendukung perjuangan bangsa Palestina mendapatkan hak-haknya.
”Kenapa membela bangsa Palestina karena demi kemanusiaan dan keadilan, dan kita akan terus bersama dengan bangsa Palestina dalam mendapatkan hak-haknya,” ujar Retno dihadapan para santri dan santriwati.
Hal itu, ujar Retno, seusai dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam Pembukaan UUD 1945 tertuang kalimat, ”maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”.
Menurut Retno, dalam mendukung perjuangan bangsa Palestina, Indonesia tidak sendirian, tetapi bersinergi dengan negara-negara lain.
”Para menlu (menteri luar negeri) terus berkomunikasi bagaimana kita bisa berjuang mensinergikan langkah kita untuk membantu bangsa Palestina. Sebab, kalau perjuangan kita lakukan sendiri-sendiri, misalnya, Indonesia sendiri yang melakukan, Jordania sendiri yang melakukan, Arab Saudi yang melakukan sendiri, hasilnya tidak akan optimal. Karena itu, kita sering bertelepon, kita sering ber-WA (WhatsApp). Para menlu itu komunikasinya pakai WA juga, lho,” tuturnya.
Retno juga menyampaikan, Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia memiliki tanggung jawab untuk meluruskan potret-potret yang salah mengenai Islam di dunia internasional. Untuk itu, nilai-nilai Islam yang damai dan toleransi perlu terus disemai dan ditebarkan.
”Indonesia memiliki kapasitas untuk itu. Di sana-sini Islamofobia terjadi, xenophobia terjadi. Kita harus kikis hal-hal yang terkait fobia-fobia itu,” katanya.