Presiden Resmikan Kantor Gubernur ”Sasando” di Kupang
Oleh
Kornelis Kewa Ama
·3 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Presiden Joko Widodo meresmikan Kantor Gubernur Nusa Tenggara Timur di Kupang, Selasa (9/1). Tampak depan kantor tersebut berbentuk alat musik khas Rote Ndao, yakni sasando.
Sasando adalah sebuah alat musik dawai yang dibuat dari daun lontar dan dimainkan dengan cara dipetik. Instumen musik ini berasal dari Pulau Rote, bagian selatan NTT, salah satu daerah penghasil nira yang berasal dari sadapan buah lontar.
Nama Sasando berasal dari kata dalam bahasa Rote, sasandu, yang artinya alat yang bergetar atau berbunyi.
Sehari sebelumnya, Presiden melakukan sejumlah kegiatan di Kabupaten Rote Ndao, sekitar 500 mil dari lepas pantai Kota Kupang, ibu kota Provinsi NTT.
Setelah meresmikan kantor gubernur, Presiden meresmikan Bendungan Raknamo, sekitar 57 km dari Kota Kupang.
Presiden didampingi Ibu Negara Iriana, Gubernur NTT Fransiskus Lebu Raya dan istri Ny Lusia, serta Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi, Staf Ahli Gories Mere, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Pendidikan Muhadjir Effendy, dan Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil.
Seusai menerima ucapan selamat dari Lebu Raya, Presiden menuju prasasti yang telah disiapkan. Setelah mengucapkan ”dengan rahmat Tuhan yang Maha Esa, saya meresmikan kantor itu”, Presiden membubuhkan tanda tangan di atas prasasti itu.
Saat itu pula raut wajah Lebu Raya berubah hingga menetaskan air mata haru. Semua yang hadir memberikan tepuk tangan meriah. Tampaknya gubernur bangga atas peresmian kantor tersebut.
Kantor gubernur itu dibangun dengan dukungan APBN senilai Rp 165 miliar dari pagu Tahun Anggaran 2016/2017.
Tampilan bagian depan kantor berbentuk alat musik khas Rote Ndao, yakni sasando. Kantor gubernur sebelumnya terbakar pada 2015.
Jadwal peresmian kantor gubernur itu sedianya dilakukan pada pukul 13.00 Wita, tetapi kemudian mundur sampai pukul 15.50 Wita.
Ratusan siswa SMA, ASN, tokoh masyarakat, dan para pimpinan satuan kerja perangkat daerah yang menunggu sejak pukul 11.00 Wita pun sampai kelelahan.
Presiden masih melakukan beberapa kegiatan di Rote Ndao, antara lain membagikan 2.700 sertifikat tanah kepada masyarakat di halaman Kantor Bupati Rote Ndao, menyerahkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) kepada para siswa sekolah menengah, serta meresmikan dan berdialog dengan Barisan Relawan Jokowi Presiden di Ba’a, ibu kota kabupaten Rote Ndao.
Pada Senin (8/1), Presiden dan rombongan tiba di Kupang, kemudian melakukan kunjungan kerja ke SMK3 Kota Kupang untuk menyerahkan KIP kepada perwakilan siswa.
Presiden melanjutkan perjalanan ke Rote Ndao dan bermalam di Hotel Nembrala Beach di Pantai Nemberala, sekitar 45 kilometer dari Ba’a.
Ketika menyerahkan 2.700 sertifikat tanah kepada warga Rote Ndao, Presiden mengatakan, NTT, termasuk Rote Ndao, sangat kesulitan air bersih.
Pemerintah membangun tujuh bendungan yang mampu menampung belasan juta meter kubik air dan ratusan embung menampung ratusan ribu meter kubik air di NTT, di antaranya 76 embung di Rote Ndao.
Presiden mengaku tidak sempat mandi pada malam hari, saat bermalam di Rote Ndao. Ia baru mandi pada keesokan hari.
Dengan menginjakkan kaki di Rote Ndao, kawasan Indonesia paling selatan, utara, timur, dan barat telah disinggahi.
”Kawasan paling utara di Miangas Sulawesi Utara, saya singgah tahun 2016 tetapi tidak menginap, sementara di kawasan paling selatan, Rote ini saya bermalam,” kata Jokowi disambut tepuk tangan warga.
Beberapa jam sebelum melanjutkan perjalanan ke Jakarta, Presiden dan rombongan masih sempat melakukan perseminan Bendungan Raknamo, sekitar 57 km dari Kota Kupang.
Presiden menutup pintu air bendungan itu sehingga kolam bendungan itu mulai menampung air selama musim hujan tahun ini untuk kepentingan pengairan dan sumber air baku bagi warga.