Bakal Calon ”Memainkan” Isu Pembentukan Provinsi Baru
Oleh
Emanuel Edi Saputra
·2 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Sejumlah bakal calon gubernur dan wakil gubernur Kalimantan Barat yang akan bertarung pada Pilkada 2018 ”memainkan” isu pembentukan provinsi baru di wilayah timur Kalbar. Isu itu dinilai efektif meraup suara di wilayah itu.
Wacana pembentukan provinsi baru di timur Kalbar (Sanggau, Sekadau, Sintang, Melawi, dan Kapuas Hulu) menjadi Provinsi Kapuas Raya sudah sejak lama digaungkan.
Meskipun sudah ada kajian akademisnya, tak kunjung direalisasikan, diduga karena tarik-menarik kepentingan elite politik. Pada kontestasi Pilkada 2018, isu itu dipergunakan sejumlah calon untuk meraup dukungan.
Hal itu, misalnya, dikemukakan pasangan dari jalur perseorangan Kartius-Pensong pada Selasa (9/1) saat mereka mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum Provinsi Kalimantan Barat.
Menurut Kartius, pembentukan Provinsi Kapuas Raya sudah menjadi kebutuhan. ”Kalbar lebih luas dari Pulau Jawa, anggaran tidak mencukupi. Maka, Kalbar harus dimekarkan,” kata Kartius.
Jika ingin menyejahterakan masyarakat, perlu ada pemekaran. Dengan pemekaran, bisa membangun infrastruktur secara memadai. Apalagi, di wilayah timur Kalbar masih perlu pembenahan infrastruktur.
”Pembentukan Provinsi Kapuas Raya, salah satu cara meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Kartius.
Isu yang sama dikemukakan pasangan dari jalur partai politik pasangan Sutarmidji-Ria Norsan yang diusung Golkar, Nasdem, PKS, Hanura, dan PKB.
Dalam deklarasi yang dilakukan pada Senin (8/1), Sutarmidji berbicara secara tegas pembentukan provinsi baru di timur Kalbar menjadi salah satu prioritas.
”Wilayah timur Kalbar sangat layak untuk dimekarkan. Kota Sintang juga layak menjadi ibu kota provinsi baru itu nanti,” ujar Sutarmidji dalam deklarasi itu.
Menurut Sutarmidji, untuk merealisasikan pembentukan Provinsi Kapuas Raya, jika ia menang dalam Pilkada 2018, akan mulai mempersiapkan infrastruktur dasar.
Pembentukan Provinsi Kapuas Raya sebagai bentuk keadilan terhadap masyarakat pedalaman.
Pakar politik Universitas Tanjungpura Pontianak Jumadi menilai, isu pembentukan Provinsi Kapuas Raya menjadi isu yang seksi untuk ”jualan” politik karena memang pembentukan Provinsi Kapuas Raya merupakan penantian panjang penduduk di timur Kalbar sudah sejak lama. Selain itu, sudah menjadi kebutuhan bahwa perlu ada provinsi baru di Kalbar.
”Tentu selain itu, potensi untuk mendapatkan suara juga cukup besar. Kemenangan di daerah itu akan memberikan sesuatu yang berarti bagi pasangan yang akan bertarung pada kontestasi politik itu. Sekarang tinggal bagaimana kejelian masyarakat menilai pasangan mana yang tidak hanya menjual isu pembentukan Kapuas Raya, tetapi juga nantinya mampu merealisasikannya,” papar Jumadi.