PADANG ARO, KOMPAS — Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menerbitkan izin jalur pendakian Gunung Kerinci melalui Bangun Rejo, Kecamatan Sangir, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat. Jalur pendakian ini akan dibuka Agustus 2018 dan menjadi jalur resmi kedua Gunung Kerinci setelah jalur Kersik Tuo di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi.
Kepala Seksi Pengelolaan Kawasan Strategis dan Destinasi Kepariwisataan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Solok Selatan Aig Wadenko dihubungi dari Padang, Senin (1/1), mengatakan, izin Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK itu resmi diterbitkan pada Kamis (28/12) lalu. Setelah menerima surat itu, mereka langsung bergerak. Terutama membenahi dan membersihkan jalur yang ada. ”Pembenahan diperlukan karena hampir 1,5 tahun setelah diperbaiki, tutupan hutannya begitu cepat di jalur tersebut,” kata Aig.
Pada Minggu (31/12/2017), tiga petugas diterjunkan untuk mendaki jalur tersebut. Lalu pada Senin, delapan orang naik untuk memasang papan petunjuk arah. ”Satu bulan ke depan, kami fokus pembenahan dan pemasangan papan petunjuk arah,” kata Aig.
Selain itu, fasilitas dan kebutuhan lain, seperti pos, pintu gerbang, tiket, surat izin masuk area konservasi, serta fasilitas mandi, cuci, kakus di area perkemahan sudah siap. ”Intinya, jalur sudah resmi dan fasilitas pendukung sudah ada. Tinggal dibenahi dulu. Targetnya 17 Agustus mendatang bisa dibuka,” ujar Aig.
Kepala Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) Arief Toengkagie menyebutkan, secara regulasi pembukaan jalur tidak ada masalah, tinggal memperbaiki fasilitas fisik, yakni jalur pendakian. Jika sudah dibuka, jalur pendakian itu bukan untuk pendakian massal, melainkan pendaki khusus.
”Dibandingkan dengan jalur sebelumnya di Kresik Tuo, jalur melalui Solok Selatan yang mencapai 12,4 kilometer itu jauh lebih ekstrem. Jadi lebih untuk wisata minat khusus. Hanya diperuntukkan bagi pendaki yang punya kemampuan khusus karena tantangannya lebih,” kata Arief.
Aig menambahkan pembukaan jalur pendakian ini diharapkan bisa membantu pemerintah pusat mencapai target kunjungan wisatawan. Di sisi lain, juga akan menjadi lumbung ekonomi baru bagi masyarakat. Oleh karena itu, selain pelatihan sumber daya manusia (SDM) lokal seperti pelatihan pemandu yang dilakukan oleh pemerintah daerah bersama Kementerian Pariwisata, kegiatan ekonomi masyarakat seperti rumah tinggal (homestay) juga akan didorong, termasuk penyediaan logistik oleh masyarakat bagi pendaki.
Pegiat pariwisata Sumbar, Yulnofrins Napilus, menambahkan, peminat wisata minat khusus seperti pendakian gunung sangat tinggi. Jika pemerintah daerah Solok Selatan bisa mengelolanya dengan baik, pendakian gunung akan menjadi sumber pendapat daerah yang besar. ”Kehadiran jalur baru itu diharapkan juga akan mendorong tumbuhnya homestay dan wisma, bahkan hotel untuk mendukung pendakian,” ujarnya. (ZAK)