JAILOLO, KOMPAS — Membangun dari pinggiran di tingkat akar rumput diterjemahkan di Desa Guaria, Kecamatan Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, dengan program listrik tenaga surya.
Investor swasta diundang sebagai pelaksana untuk mendukung program tersebut dengan model bisnis ditawarkan langsung ke tiap rumah warga.
Bupati Halmahera Barat Danny Missy sengaja menjadikan Desa Guaria sebagai contoh pelistrikan tenaga surya karena keunikannya.
Saat meresmikan baliho ”Welcome to HalBar” yang dipasang di Tanjung Guaria, Sabtu (30/12) malam, Danny menyebutkan, desa tersebut diprogram untuk seluruhnya menggunakan listrik tenaga surya.
Desa Guaria dihuni pendatang dari Serui, Papua Barat, sejak sebelum paruh pertama abad ke-20. Warga Guaria saat ini sudah kawin-mawin dengan penduduk asli Halmahera, tetapi ciri-ciri fisik masih terlihat pada keturunan mereka yang sudah sampai pada generasi ketiga.
Danny menargetkan desa itu menjadi contoh penggunaan energi terbarukan bagi desa-desa terpencil lain di Indonesia.
Guaria berada di selatan ibu kota Halmahera Barat, Jailolo, dengan jarak sekitar 5 kilometer lewat laut. Tidak ada jalan darat menuju desa berpenduduk 630 jiwa tersebut kecuali melalui laut karena letaknya di kaki perbukitan.
Bertahun-tahun warga Guaria menunggu pelistrikan oleh PLN, tetapi sampai hari ini belum terkabulkan.
Pelaksana Tugas Kepala Desa Guaria Mahfud Hamid menyebutkan, beberapa kali ada bantuan berupa genset, tetapi semua sudah rusak.
Satu genset dari Dinas Pariwisata Halmahera Barat dan satu lainnya bantuan dari gereja di Manado. Juga ada bantuan listrik tenaga surya, tetapi dari 30 unit, saat ini hanya 15 unit yang masih berfungsi.
Program listrik tenaga surya di Guaria kali ini dilaksanakan oleh perusahaan swasta dengan model bisnis ditawarkan langsung ke tiap rumah.
Program listrik tenaga surya di Guaria kali ini dilaksanakan oleh perusahaan swasta dengan model bisnis ditawarkan langsung ke tiap rumah.
Bank Maluku Utara akan menjembatani antara investor swasta dan warga Guaria sebagai konsumen. Ditargetkan Februari 2018 skema tersebut sudah biaa dilaksanakan.
Chistopher Harikaseh, nelayan Guaria, berharap pasokan listrik yang andal dan berkelanjutan dapat segera hadir di sana.
Desa tersebut sudah ditetapkan sebagai desa tujuan wisata karena keunikan warganya, lautnya memiliki 20 titik selam permukaan, dan sektor perikanannya sangat potensial.
Listrik akan memungkinkan nelayan menangkap ikan lebih banyak apabila nelayan Guaria dapat membuat sendiri dan memiliki mesin pendingin ikan.