Bandara Supadio Diresmikan
PONTIANAK, KOMPAS — Perluasan Terminal Bandara Internasional Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat, diresmikan Presiden Joko Widodo, Kamis (28/12). Perluasan terminal untuk mengantisipasi peningkatan jumlah penumpang. Pengembangan bandara tersebut diharapkan meningkatkan pertumbuhan pariwisata
Menurut Presiden, perluasan Terminal Bandara Internasional Supadio diharapkan dapat menampung penumpang yang terus membeludak. Pertumbuhan penumpang di Bandara Internasional Supadio mencapai 15 persen per tahun. Saat ini jumlah penumpang mencapai 3,5 juta penumpang per tahun.
”Di masa depan, jumlah penumpang akan semakin banyak. Kapasitas terminal mungkin sudah tidak mencukupi. Berarti nanti perlu diperluas lagi. Sedapat mungkin dua kali lipat. Sekarang luasnya sudah 32.000 meter persegi, artinya nanti perlu diperluas menjadi 64.000 meter persegi,” kata Presiden.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, perkembangan penumpang di Bandara Internasional Supadio sangat pesat. Secara komersial Bandara Internasional Supadio memberi masa depan yang baik.
Bandara ini diharapkan bisa mendukung pariwisata di Kalbar. Banyak daerah di tingkat kabupaten/kota yang tumbuh dengan disangga bandara ini.
”Pengembangan terminal bandara ini sebagai respons antisipasi pemerintah atas tingginya pertumbuhan penumpang,” ujarnya.
Sebelum diperluas, Terminal Bandara Internasional Supadio hanya 13.683 meter persegi dengan daya tampung 1,5 juta penumpang per tahun. Setelah terminal diperluas menjadi 32.000 meter persegi, daya tampung bandara mencapai 3,8 juta penumpang per tahun.
Berdasarkan catatan Kompas, jumlah penumpang yang datang melalui Bandara Internasional Supadio pada hari-hari khusus, misalnya menjelang perayaan Imlek dan Cap Go Meh, terus meningkat beberapa tahun terakhir.
Pada 2013, ada 88.625 penumpang, tahun 2014 naik menjadi 113.202 penumpang dan pada 2015 melonjak menjadi 141.727 penumpang. Bahkan, pada 2016 mencapai 155.000 penumpang.
Pariwisata
Guru Besar Ilmu Ekonomi Universitas Tanjungpura Pontianak Eddy Suratman mengatakan, pembenahan Terminal Bandara Internasional Supadio membuat akses menuju ke Kalbar semakin baik. Hal itu hendaknya dimanfaatkan untuk meningkatkan pariwisata.
Untuk bisa memanfaatkan bandara menjadi keuntungan dalam pariwisata, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Aspek keamanan di wilayah Kalbar, misalnya, harus dijaga untuk memberikan rasa aman bagi wisatawan.
Selain itu, perlu ada kepastian harga dan keramahan masyarakat. Sebagai contoh, saat wisatawan menikmati kuliner, pedagang jangan menaikkan harga secara tidak wajar. Pernah terjadi saat wisatawan membeli durian, harganya dinaikkan menjadi beberapa kali lipat.
Selain itu, Pemprov Kalbar juga perlu mengetahui keunggulan pariwisatanya. Menurut Eddy, keunggulan Kalbar adalah budaya. Di Kalbar ada budaya Dayak, Melayu, dan Tionghoa yang sangat menarik.
Di pedalaman banyak rumah panjang suku Dayak yang menarik sebagai destinasi wisata. Karena itu, keberadaannya perlu dilestarikan. Berbagai tempat dan acara budaya lain perlu dipromosikan sebagai daya tarik wisata. (ESA)