Sejumlah kenangan jelang tutup tahun 2017 tersimpan dalam benak Sophie Navita (42). Isu sosial, yakni merebaknya fenomena intoleransi sepanjang tahun ini, punya kesan tersendiri bagi istri gitaris Pongki Barata tersebut. Oleh karena itu, pada momentum perayaan Natal tahun ini, dia berharap semakin banyak orang yang tersentuh makna kasih.
Bagi Sophie, setiap orang harus menyadari pada setiap orang ada kasih sayang yang bersumber dari Tuhan. Karena itu, semestinya setiap orang juga menyebarkan kasih tanpa memandang latar belakang seseorang.
Sophie berharap, melalui suasana Natal, semakin banyak orang yang tersentuh dengan makna kasih.
”Supaya gerakan-gerakan separasi di Indonesia selama ini berhenti. Capek, lho, melihatnya. Kelompok tertentu menggunakan dasar kepercayaan tertentu. Padahal, Indonesia yang saya tahu tidak begitu. Ini sudah menyedihkan sekali,” ujar Sophie, Jumat (15/12), di Jakarta.
Secara personal, Natal tahun ini dimaknai Sophie sebagai momentum konsolidasi. Ini mengacu pada keputusannya dan suaminya untuk hijrah ke Bali.
Setelah dua tahun pindah, Sophie sempat gamang dalam mengambil keputusan akan menetap di Bali atau tidak. Pada akhirnya, Sophie beserta keluarga memantapkan hati untuk tinggal di ”Pulau Dewata”. Pilihan tersebut membawa konsekuensi, pendapatan Sophie dan Pongki tak lagi sama seperti di Jakarta.
”Dengan tiadanya akses (tawaran pekerjaan) seperti di Jakarta lagi, berarti ke depannya kami harus berpikir untuk memulai bikin usaha guna menopang hidup,” katanya.
Satu hal yang masih mengganjal di benaknya jelang Natal adalah sesegera mungkin merampungkan buku keduanya pada tahun depan. Lantaran banyak kegiatan yang mesti dia kerjakan, penyelesaian buku keduanya berjudul T.R.U.T.H tertunda. Buku tersebut seharusnya tuntas ditulis tahun ini. (DD10)