SOLO, KOMPAS — Personel gabungan Polri dan TNI akan dikerahkan untuk mengamankan perayaan Natal dan Tahun Baru 2018 di Solo, Jawa Tengah. Potensi ancaman teror diantisipasi.
Kepala Bagian Operasional Kepolisian Resor Kota Solo Komisaris Arief Joko mengatakan, aparat mengantisipasi potensi ancaman keamanan, termasuk di antaranya potensi ancaman teror. ”Kami akan melaksanakan sterilisasi awal terhadap gereja-gereja dengan melibatkan personel Jibom Gegana (Penjinak Bom Satuan Gegana). Kami juga akan melakukan patroli gabungan skala besar,” katanya di Solo, Jawa Tengah, Senin (18/12).
Menurut Arief, di Solo, ada total 168 gereja. Sebanyak 16 gereja di antaranya berkategori prioritas I pengamanan karena memiliki jemaat lebih dari 1.500, lokasi gereja berada di pinggir jalan besar, dan mengadakan ibadah atau misa Natal lebih dari tiga kali. Pengamanan gereja akan dilakukan selama 24 jam oleh aparat gabungan TNI dan Polri. Seluruh gereja akan disterilisasi sebelum perayaan Natal digelar.
Arief mengatakan, pengamanan Natal dan Tahun Baru 2018 akan melibatkan 1.120 personel gabungan Polri, TNI, dan didukung personel perlindungan masyarakat, organisasi kemasyarakatan, dan satgas parpol. Operasi pengamanan ini dilakukan selama 10 hari, mulai 23 Desember hingga 1 Januari 2018.
Menurut Arief, selain sterilisasi gereja, akan didirikan enam pos pengamanan (pospam) di beberapa lokasi di Solo, antara lain Pospam Jurug, Pospam Faroka, Pospam Gladak, Pospam Gading, dan Pospam Joglo. Pihaknya berharap seluruh pemangku kepentingan dan warga yang merayakan Natal ataupun yang ingin merayakan pergantian tahun agar bersama-sama meningkatkan kesiapsiagaan dengan melakukan siskamling dan pengamanan lainnya.
”Kami berharap masyarakat membantu Polri apabila ada orang baru dan mencurigakan segera diinformasikan sehingga meminimalkan sebuah perkiraan ancaman,” ujarnya.
Secara terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Solo Hari Prihatno mengatakan, ada sejumlah titik rawan kemacetan selama masa libur Natal dan Tahun Baru di Solo. Titik rawan macet itu di antaranya kawasan simpang Faroka, kawasan Kleco, kawasan Kerten, perlintasan KA sebidang di Purwosari, persimpangan Gilingan, kawasan Stasiun Balapan, dan persimpangan Joglo. Sejumlah pusat perdagangan juga rawan terjadi kemacetan, antara lain kawasan Pasar Gede, Pasar Legi, Pasar Nongko, Pasar Klewer, dan beberapa mal di Solo. Untuk mengatasi kemacetan, Dishub Solo menugasi 100 personel yang akan bekerja sama dengan kepolisan. Pihaknya juga akan memaksimalkan pemanfaatan 67 kamera pemantau lalu lintas untuk membantu memperlancar pengaturan lalu lintas.