Berwisata Sambil Menikmati Kopi Java Mocca di Dusun Sirap
Oleh
WINARTO HERUSANSONO
·2 menit baca
UNGARAN, KOMPAS — Wisata kopi Gunung Kelir di Dusun Sirap, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, pada Sabtu (16/12) sore diluncurkan.
Paket wisata kopi ini akan melengkapi wisata alam kebun kopi dan kedai kopi Sirap yang sudah berjalan sekitar satu tahun.
Kopi khas Dusun Sirap dengan varian Java Mocca kini mengangkat ekonomi petani kopi dan masyarakat Dusun Sirap.
Pada awal peluncuran itu, Komunitas Kopi Peduli dan Komunitas Ambarawa menggandeng lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kurcaci, Sebantengan, Ungaran, serta pelaku usaha kopi Munadi dari Salatiga untuk membuka paket wisata kopi Gunung Kelir.
”Anak-anak dari PAUD Kurcaci sebanyak 21 anak tak hanya tampil menari. Mereka juga diajak untuk mengenal tanaman kopi. Mereka diajak mengenal tanaman, cara menanam bibit kopi di polybag, juga mengenal cara mengolah kopi. Dari kegiatan itu, diharapkan anak-anak akan cinta kopi lebih dini,” tutur Tinuk, salah satu guru pendamping anak-anak tersebut.
Hafis dari Komunitas Kopi Peduli mengemukakan, paket wisata merupakan kreasi agar semakin banyak masyarakat dan penggemar kopi yang mengenal lebih jauh tentang kebun kopi rakyat.
Paket wisata kopi terdiri atas empat paket, lebih banyak untuk wisatawan atau pengunjung berkelompok, yakni keluarga, wisata bersama famili, ataupun wisata dalam grup minimal 15 orang. Pengelola menyediakan pemandu, produk kopi, suvenir, dan bahan olahan lain.
Menurut Muji Selamat dari UPT Perkebunan Salatiga, program paket wisata kopi menunjukkan petani kopi di Dusun Sirap telah siap mengembangkan eduwisata di sektor budidaya dan pascaolahan kopi.
Tidak hanya menjual kopi mentah, petani juga menyediakan olahan bubuk kopi robusta dan arabika, juga kedai kopi Sirap.
Dusun Sirap tidak hanya sekadar desa agrowisata, tetapi juga desa wisata organik. Pasalnya, sudah dua tahun petani kopi tidak lagi menggunakan pestisida ataupun bahan kimia untuk merawat tanaman kopi.
Kepala Dusun Sirap, Jambu, Ahmad Rofii mengakui, usaha kedai kopi Sirap yang ditambah dengan paket wisata kopi terbukti telah menggerakkan ekonomi masyarakat di desa tersebut.