Istri Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai Tutup Usia
Oleh
Cokorda Yudistira
·2 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Istri pahlawan nasional I Gusti Ngurah Rai, Desak Putu Kari, tutup usia pada Minggu (10/12) pagi. Desak Putu Kari meninggal di usia 90-an tahun.
Jenazah istri dari I Gusti Ngurah Rai, pemimpin pasukan Ciung Wanara yang mengadakan puputan (perang habis-habisan) di Marga, Tabanan, 1946, itu saat ini disemayamkan di rumah keluarga, di Jalan Nangka Selatan, Denpasar.
”Kami masih menunggu hasil rembuk keluarga dan kepastian hari baik dari Ida Pedanda di Geriya Kederi Sangeh untuk upacaranya,” ujar I Gusti Ngurah Agung Danil Yunanda Yudha (45), cucu I Gusti Ngurah Rai dan Desak Putu Kari, Minggu siang.
Danil menuturkan, neneknya sudah berusia lanjut dan memiliki riwayat gangguan jantung, tetapi kondisinya masih cukup sehat. Kamis (7/12) siang, tutur Danil, neneknya dibawa ke rumah sakit lantaran badannya lemas karena sebelumnya sulit makan.
”Sempat dirawat di IGD Sanglah pada Kamis siang itu dan dipasangi infus,” kata Danil. ”Sore harinya sudah bisa dipindahkan ke kamar perawatan di Wing Amerta Sanglah setelah kondisinya membaik,” ujarnya.
Desak Putu Kari dinikahi I Gusti Ngurah Rai ketika masa perang masih berlangsung. Setelah menikah, Desak Putu Kari tinggal di Puri Carangsari, Petang, Badung, yang merupakan rumah keluarga I Gusti Ngurah Rai. Sebagai istri dari pejuang Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Sunda Kecil, Desak Putu Kari kerap ditinggal sang suami. Dari pernikahannya dengan I Gusti Ngurah Rai, Desak Putu Kari memiliki tiga putra.
Danil mengatakan, Desak Putu Kari bersama putra-putranya menjadi incaran pihak Belanda sebagai upaya Belanda melemahkan perjuangan I Gusti Ngurah Rai ketika itu.
I Gusti Ngurah Rai gugur dalam perang habis-habisan di Marga, Tabanan, 20 November 1946, bersama lebih dari 90 anggota pasukannya. Perang total yang terjadi di Bali setelah masa kemerdekaan tersebut dikenal sebagai peristiwa Puputan Margarana dan peristiwa 20 November 1946, yang kemudian diperingati sebagai Hari Puputan Margarana.
Danil menuturkan, beberapa tahun setelah kakeknya gugur dalam perang di Marga, neneknya menikah dengan Made Setiabudi, yang juga anggota pasukan I Gusti Ngurah Rai. Dari pernikahannya dengan Setiabudi, ujar Danil, neneknya memiliki empat anak sehingga seluruh anak Desak Putu Kari berjumlah tujuh orang. Adapun cucu Desak Putu Kari berjumlah 15 orang, termasuk Danil. Mereka kemudian tinggal di Denpasar.