Stasiun Geofisika Mataram Pasang Alat Analisis Gempa SeiscomP3
Oleh
Khaerul Anwar
·2 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Geofisika Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat, memasang alat pendeteksi gempa berupa SeiscomP3.
Perangkat lunak komputer ini akan mempermudah menganalisis sinyal gempa bumi yang bersumber dari alat sensor gempa yang sudah dipasang saat ini, yaitu seismometer.
”Seismometer atau sensor gempa sudah terpasang di sebagian besar kabupaten dan kota di NTB. Tadi kami baru memasang SeiscomP3 di instalasi kantor kami yang dapat mempermudah deteksi gempa,” kata Kepala Stasiun Geofisika Mataram Agus Riyanto, Minggu (3/12), di Mataram.
Menurut Agus, SeiscomP3 adalah perangkat lunak untuk menganalisis sinyal gempa bumi yang bersumber dari peralatan sensor gempa seismometer. Alat itu mampu memberikan informasi gempa kurang dari tiga menit setelah kejadian. Informasi yang dihasilkan berupa parameter gempa bumi, waktu kejadian, koordinat pusat, kedalaman, dan kekuatan gempa bumi.
Hasil analisis SeiscomP3 juga dilengkapi digital video broadcast (DVB), kemudian informasi gempa bumi diseminasikan melalui alat warning receiver system (WRS) dan media sosial.
Menurut Agus, perangkat lunak itu terhubung dengan nomor telepon seluler dinas terkait di kabupaten dan kota, bahkan masyarakat dapat juga menerima informasi langsung dengan mengakses laman BMKG.
Koordinasi mudah
Saat ini Kabupaten Lombok Utara dilengkapi satu seismometer (dipasang di Desa Pemenang). Kota Mataram, Kabupaten Sumbawa Barat (Kecamatan Taliwang), Kabupaten Sumbawa (Kecamatan Plampang), Kabupaten Dompu dan Bima masing-masing juga memiliki satu seismometer. Alat ini ditempatkan jauh dari aktivitas penduduk agar terhindar dari kebisingan dan kegaduhan.
Sementara itu, Kepala Kantor Penanggulangan Bencana Daerah Lombok Utara Iwan Maret Asmara mengatakan, dua bulan lalu, pihaknya mendapatkan bantuan dari Geofisika Pusat berupa DVB dan WRS.
”Kami sangat terbantu dengan DVB dan WRS ini karena segera diketahui letak pusat gempa. Lalu informasi bisa diketahui masyarakat dan memudahkan kami berkoordinasi dengan instansi terkait jika terjadi gempa di Lombok Utara. Apalagi, DVB dan WRS ini langsung koneksi dengan telepon seluler. Nomor telepon seluler para pejabat Lombok Utara terkoneksi dengan DVB dan WRS,” tutur Iwan.
Keberadaan DVB dan WRS sangat penting karena ada dua pusat gempa di Pulau Lombok, yaitu Lombok bagian Selatan, dan Lombok Utara.
”Di Lombok bagian selatan pusat gempanya lebih dalam. Sementara pusat gempa di utara agak dangkal sehingga betapa pun kecilnya gempa di utara sangat terasa,” kata Iwan.