SOLO, KOMPAS — Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Keraton Surakarta akan menggelar rangkaian tradisi Grebeg Mulud tahun Dal. Tradisi Grebeg Mulud tahun Dal ini terbilang istimewa karena hanya digelar setiap delapan tahun sekali.
Pengageng Parentah Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat Gusti Pangeran Haryo Dipokusumo mengatakan, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 2017 ini bertepatan dengan tahun Dal menurut kalender Jawa. Sesuai sistem kalender Jawa yang memiliki siklus delapan tahunan, tahun Dal hadir setiap delapan tahun sekali. ”Yang istimewa dalam rangkaian tradisi Grebeg Mulud ditahun Dal akan digelar upacara tradisi Adang di keraton,” ujar Dipokusumo, di Keraton Surakarta, Solo Jawa Tengah, Rabu (22/11).
Tradisi Adang adalah tradisi menanak nasi oleh Raja Keraton Surakarta. Dipokusumo mengatakan, tradisi Adang akan digelar pada Minggu (3/12) malam, dipimpin langung Sinuhun Paku Buwono XIII. Nasi yang telah dimasak akan disajikan dengan sate penthul kemudian dimakan bersama para abdi dalem dan kerabat Keraton Surakarta pada Senin (4/12) pagi.
Menurut Dipokusumo, tradisi Adang sudah berlangsung turun-temurun selama ratusan tahun. Tradisi ini diawali dari legenda Jaka Tarub atau Ki Ageng Tarub yang beristrikan bidadari, Nawangwulan. Jaka Tarub merupakan leluhur raja-raja Mataram. Tradisi ini menunjukkan seorang suami atau ayah hendaknya bisa menjalankan peran yang biasa dilakoni seorang istri atau ibu. ”Seperti Jaka Tarub yang menanak nasi untuk anaknya,” katanya.
Dipokusumo mengatakan, selain tradisi Adang, dalam rangkaian Grebeg Maulud tahun Dal ini juga akan digelar prosesi mengeluarkan gongso (gamelan) sekaten dari dalam keraton menuju Masjid Agung Keraton Surakarta, Jumat (24/11) pagi, yang kemudian akan ditabuh.
Menurut Dipokusumo, tradisi menabuh gamelan sekaten yang dimulai sejak era kerajaan Demak awalnya merupakan upaya untuk menarik perhatian masyarakat agar datang ke masjid. ”Itu bagian syiar Islam,” katanya. Tepat pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Jumat (1/12), akan digelar kirab gunungan dari keraton menuju Masjid Agung Keraton Surakarta.