MALANG, KOMPAS — Sebuah rumah warga di Kelurahan Samaan, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu (18/11), rusak tersapu derasnya air Sungai Brantas. Ada empat rumah lainnya ang rawan longsor di kawasan pinggir sungai tersebut.
Rumah milik Jumadi (55), warga RT 001 RW 003 Kelurahan Samaan, tersebut longsor lebih dari setengah bagian rumah. Ruangan dapur, kamar mandi, dan kamar tidur longsor dan hanyut terbawa derasnya aliran sungai. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 17.30 WIB.
”Saat itu sebenarnya habis hujan. Namun, tidak lama kemudian gerimis lagi. Tiba-tiba saja ada suara retakan dan kami langsung lari keluar rumah. Untungnya semua selamat,” kata Jumadi. Pada saat kejadian, ada empat orang di dalam rumah, yaitu Jumadi, istri, dan dua anaknya.
Meski keluarganya selamat, hampir seluruh perabot rumahnya hanyut terbawa air sungai. Saat ini, keluargaJumadi mengungsi ke rumah tetangganya.
Wakil Wali Kota Malang Sutiaji saat ditemui di lokasi mengatakan, tindakan pertama yang dilakukan adalah menyelamatkan korban. ”Korban sudah mendapat tempat tinggal sementara di tetangganya. Berikutnya, saya meminta polisi dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang untuk membantu mengamankan lokasi agar tidak timbul korban jiwa,” lanjutnya.
Langkah berikutnya, Sutiaji meminta BPBD, Dinas Permukiman, dan Dinas Sosial bekerja sama untuk menangani dampak bencana tersebut. ”Yang jelas, ini tadi terlihat ada empat rumah rawan longsor lainnya karena ada rumah yang fondasinya tergerus. Oleh karena itu, saya minta BPBD dan petugas lainnya serta warga waspada akan kemungkinan terjadinya bencana susulan. Kita harus bersama-sama mewaspadai bencana yang mungkin timbul di musim hujan ini,” tuturnya.
Cuaca ekstrem
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Malang Joko Budi Utomo menyebutkam, masyarakat harus mewaspadai cuaca ekstrem seperti hujan lebat dan angin kencang pada awal musim hujan, yang terjadi sejak beberapa waktu lalu. Daerah di bagian barat dan selatan Jawa Timur, menurut dia, merupakan wilayah paling rawan terpapar cuaca ekstrem.
”Kondisi sekarang memang agak ekstrem karena merupakan awal musim hujan. Di perairan akan mengalami gelombang tinggi, sedangkan di darat akan memungkinkan terjadi hujan lebat dan angin kencang yang berpotensi banjir, longsor, dan angin kencang,” ujar Joko.
Pada perairan selatan Jawa, Joko mengatakan akan terjadi gelombang tinggi hingga 2,5 meter. ”Nelayan-nelayan di selatan Jawa diharapkan berhati-hati saat melaut. Sebab, dimungkinkan terjadi gelombang tinggi hingga 2,5 meter yang bisa mengganggu pelayaran,” katanya.