BANDUNG, KOMPAS — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Bandung mengimbau warga Bandung, Jawa Barat, dan sekitarnya mewaspadai puting beliung pada awal musim hujan.
Dalam sebulan terakhir, puting beliung melanda sejumlah kawasan di Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat sehingga menyebabkan ratusan rumah warga rusak.
”Warga diimbau waspada karena puting beliung sudah melanda beberapa daerah di awal musim hujan seperti sekarang ini. Puting beliung umumnya terjadi pada siang dan sore hari saat terjadi perubahan cuaca,” ujar staf Data dan Informasi BMKG Bandung, Yuni Yulianti, di Kota Bandung, Selasa (7/11).
Yuni mengatakan, puting beliung sulit diprediksi dan terjadi selama sekitar lima menit. Namun, tanda-tandanya dapat dikenali dengan mengamati perubahan awan dan suhu udara.
Awalnya, kata Yuni, muncul awan kumulus berwarna putih yang bentuknya seperti bunga kol. Tiba-tiba terjadi angin kencang dan awan berubah berwarna hitam menjadi awan kumulonimbus.
Awan kumulus adalah awan padat dengan garis pinggir yang jelas, timbulnya ke atas dalam bentuk onggokan seperti menara, bagian atasnya menyerupai bunga kol. Kumulonimbus adalah awan tebal yang bisa menjulang tinggi menyerupai gunung, sebagian puncaknya mulus atau menyerupai serabut yang hampir rata.
”Bisa juga dikenali dari perubahan suhu udara di atas lima derajat. Misalnya, saat pagi dan siang terasa sangat panas, namun sore harinya turun hujan,” ujarnya.
Warga diminta menjauhi putaran angin itu karena berbahaya, tergantung kecepatan angin dan kondisi di sekitarnya.
Yuni mengatakan, umumnya puting beliung juga dapat dilihat dengan adanya angin yang berputar. Warga diminta menjauhi putaran angin itu karena berbahaya, tergantung kecepatan angin dan kondisi di sekitarnya.
”Kalau banyak pepohonan yang sudah tua tentu semakin berbahaya. Berlindunglah di bangunan yang kuat, tetapi menjauh dari pintu, jendela, serta benda-benda yang berpotensi jatuh dan menimpa,” ujarnya.
Yuni menjelaskan, puting beliung berpotensi terjadi di daerah yang sebelumnya pernah dilanda. Untuk itu, warga di kawasan itu harus lebih waspada dengan mengantisipasi dampaknya. Misalnya memangkas ranting pohon yang terlalu rimbun, menebang pohon tua, dan memperkuat atap rumah karena rawan lepas tertiup angin.
Senin (6/11), puting beliung merusak lebih dari 20 rumah di Panyileukan, Kota Bandung, dan Leuwigajah, Kota Cimahi. Mayoritas kerusakan terjadi pada atap rumah. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu.
Pada Oktober lalu, lebih dari 80 rumah di beberapa kecamatan di Kabupaten Bandung rusak diterjang puting beliung. Sejumlah pohon juga tumbang sehingga sempat menutupi sebagian badan jalan.
Selain puting beliung, musim hujan juga menyebabkan debit air sungai naik sehingga mengancam warga yang tinggal di sekitarnya. Selasa sore, Basir (20), warga Desa Cilampeni, Ciwidey, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, ditemukan tewas oleh tim Basarnas Kantor SAR Bandung di muara Sungai Ciwidey.
Korban tewas akibat tenggelam saat sedang berenang di sungai tersebut sehari sebelumnya. ”Korban ditemukan sekitar 150 meter dari lokasi berenang. Jenazahnya sudah dibawa ke rumah duka,” ujar Koordinator Humas Kantor SAR Bandung Joshua Banjarnahor.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.