Menjadi Tidak Populer, Tantangan Bakal Calon Kepala Daerah
Oleh
Megandika Wicaksono
·2 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Pada 2018, Kabupaten Banyumas akan melaksanakan pemilihan umum kepala daerah. Meski kurang populer, pembangunan manusia dinilai menjadi program prioritas dibandingkan pembangunan fisik semata. Hal ini menjadi tantangan bagi para bakal calon bupati.
Hal itu disampaikan pengamat pemerintahan Setiyadi saat menjadi pembicara pada seminar bidang akademik bertema ”Mencari Pemimpin Banyumas” yang digelar Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Selasa (7/11), di aula kampus.
Selain Setiyadi, hadir pula sebagai pembicara adalah pengamat politik Luthfi Makhasin, bakal calon Bupati Banyumas Ifan Haryanto, bakal calon Bupati Banyumas Toto Dirgantoro, serta petahana bakal calon Bupati Banyumas Achmad Husein.
”Yang baik bagi rakyat belum tentu populer bagi calon. Berani atau tidak para calon menjanjikan hal-hal yang tidak populer,” kata Setiyadi.
Setiyadi menyampaikan, bakal calon kepala daerah perlu berpikir jangka panjang, yaitu bagaimana menyejahterakan masyarakatnya. Tidaklah cukup berpikir cara bagaimana menang dan selesai membuat visi-misi. ”Visi adalah mimpi yang harus diwujudkan, bukan sekadar kata-kata indah,” katanya.
Yang baik bagi rakyat belum tentu populer bagi calon. Berani atau tidak para calon menjanjikan hal-hal yang tidak populer.
Menurut Setiyadi, pembangunan manusia merupakan program prioritas. Pembangunan itu meliputi bagaimana mengentaskan warga dari kemiskinan, bagaimana menaikkan tingkat partisipasi sekolah, bagaimana menekan angka kematian ibu dan bayi, serta bagaimana menangani gizi buruk. Pembangunan bukan sekadar membangun secara fisik bangunan atau infrastruktur semata. ”Persoalan mendasar harus diselesaikan dahulu, baru kemudian kebutuhan sekunder dan tersier,” ujarnya.
Luthfi menyampaikan, tantangan kepala daerah untuk membangun wilayahnya adalah bagaimana merumuskan persoalan mendasar kemudian mencari solusi yang tepat untuk mengatasinya. Diperlukan good policy serta good leadership untuk menjadi kepala daerah yang baik.
Ifan menyampaikan, dalam mengembangkan suatu daerah diperlukan manajer atau kepala daerah yang andal. Perlu inovasi dan improvisasi bagi daerah agar berbeda dibandingkan daerah lainnya. Menurut Ifan, Banyumas perlu fokus untuk mengembangkan pendidikan, kesehatan, dan pariwisata.
Tantangan kepala daerah untuk membangun wilayahnya adalah bagaimana merumuskan persoalan mendasar kemudian mencari solusi yang tepat untuk mengatasinya.
Adapun Toto menyampaikan, seorang pemimpin memerlukan akuntabilitas, keterbukaan, dan kreativitas. Selain itu, di tengah arus globalisasi saat ini, kemampuan berjejaring satu sama lain juga dibutuhkan.
Achmad Husein sebagai petahana bakal calon bupati menyampaikan, dalam memimpin suatu daerah, diperlukan kepemimpinan kolektif. Artinya, bupati bersama kepala dinas yang menjadi bawahannya perlu satu visi memajukan daerah. Selain itu, menurut Husein, kepala daerah perlu empati terhadap rakyatnya.