LABUAN BAJO, KOMPAS — Enam warga Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, yang dinyatakan hilang, Rabu (18/10), dalam perjalanan dari Sape, Nusa Tenggara Barat, menuju Labuan Bajo ditemukan selamat.
Mereka ditemukan oleh nelayan asal Bima, NTB, di perairan Torong Langkoe, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Kamis (19/10) pukul 19.00 Wita. Meski para korban ditemukan selamat, kondisi mereka sangat lelah dan trauma berat.
Kepala Kepolisian Resor Manggarai Barat Ajun Komisaris Besar Supiyanto dihubungi melalui telepon di Labuan Bajo, Jumat (20/10), mengatakan, keenam korban itu adalah Haji Amir (54), Syamsul (47), Omki (46/selaku nakhoda), Bonto, Ahmat (32), dan Bule (29).
Mereka bertolak dengan Kapal Motor Rajawali dari Desa Rompo, Kecamatan Lengkudu, Kabupaten Bima, Rabu pukul 16.00. Sesuai jadwal, Kamis pukul 08.00, seharusnya mereka tiba di Pelabuhan Labuan Bajo.
Namun, angin kencang dan ombak besar menyeret kapal sampai jauh ke perairan Loh Belanda, wilayah Manggarai Barat. Kemudian, kapal naas itu tenggelam di dasar laut di perairan itu. Kapal itu tenggelam setelah 27 jam terombang-ambing di perairan Loh Belanda.
Keenam korban adalah warga Bima, tetapi sudah puluhan tahun menetap di Labuan Bajo dan memiliki kartu tanda penduduk Labuan Bajo. Keberadaan mereka di Bima untuk melihat anggota keluarga.
KM Rajawali tenggelam akibat diterjang ombak setinggi 3-4 meter, bukan karena kelebihan muatan. Angin dan ombak kencang membuat badan kapal oleng dan tenggelam secara perlahan. KM Rajawali berbobot 4 gros ton (GT), milik Abu Lili, selama ini dimanfaatkan untuk mencari ikan oleh nelayan.
Namun, Abu Lili ingin mengoperasikan kapal itu di Manggarai Barat, melayani turis dari Labuan Bajo ke pulau-pulau terdekat di Kecamatan Komoodo, maka digeser ke Labuan Bajo. Karena kapal tersebut kosong, keenam warga Manggarai Barat itu pun ikut kapal menuju Labuan Bajo.
Saat kapal naas itu tenggelam, para korban berusaha saling berdekatan satu sama lain. Mereka sepakat untuk berpegangan pada papan dan kayu kapal yang masih dinilai layak menyelamatkan mereka.
Supiyanto mengatakan, Kamis pukul 19.00, keenam warga NTT dan NTB ini ditemukan nelayan asal Bima di perairan Torong Langkoe, Kecamatan Komodo. Saat itu tiga nelayan sedang melintasi perairan itu. Mereka mendengar ada suara gemuruh, seperti teriakan minta tolong.
Kondisi mereka sangat lelah setelah satu malam dan satu hari penuh berjuang melawan ombak dan gelombang tinggi. Ketiga nelayan itu langsung mengangkat para korban satu per satu dari permukaan laut ke dalam kapal mereka.
”Mereka sudah dibawa ke Labuan Bajo, tetapi belum bisa diambil keterangan karena masih lelah dan trauma berat. Mereka sudah menjalani pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Labuan Bajo dan saat ini sedang beristirahat di kediaman anggota keluarga,” kata Supiyanto.
Saleh Bonto (54), salah satu anggota keluarga korban selamat, mengatakan, kapal itu sering melintasi perairan antara Sape dan Labuan Bajo, tetapi baru kali ini mengalami musibah. Kondisi kapal tenggelam di dasar laut sehingga tidak bisa diangkat kembali.