Trenggalek Masih Terancam Banjir dan Tanah Longsor
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·2 menit baca
TRENGGALEK, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, masih menangani dampak banjir dan tanah longsor yang menghantam tujuh kecamatan. Selain menangani kerusakan prasarana dan sarana, mereka juga menangani warga yang terkena dampak bencana alam itu.
Hujan yang mengguyur Trenggalek sejak Minggu (15/10) sampai Senin (16/10) mengakibatkan banjir di Munjungan, Panggul, Pogalan, dan Watulimo. Selain itu, tanah longsor menghantam Munjungan, Kampak, Dongko, Panggul, dan Pule. Dari tujuh kecamatan yang dihantam bencana alam itu bahkan ada warga yang mengungsi.
Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Trenggalek, banjir pada Senin kemarin menggenangi lebih dari 100 rumah di Munjungan, Panggul, Pogalan, dan Watulimo. Munjungan menjadi kecamatan yang terparah karena di sana juga dihantam tanah longsor sehingga merusak sekitar 120 rumah.
Selain itu, jalur utama antar-Kecamatan Kampak dan Munjungan di Dusun Bedi, Desa Besuki, sempat terputus. Itu akibat tebing setinggi 20 meter dan sepanjang 50 meter di sisi jalan ambruk sehingga material menutupi seluruh badan jalan. Penanganan tanah longsor di jalan raya itu baru selesai pada hari Senin menjelang pukul 22.00.
”Namun, hari ini, jalan itu sudah bisa dilewati,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Trenggalek Djoko Rusianto saat dihubungi dari Surabaya, Selasa (17/10).
Selain menimbun jalan raya, tanah longsor juga menumbangkan tiang listrik dan mengganggu aliran pada trafo. Akibatnya, lebih dari 600 pelanggan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) di Munjungan dan Panggul untuk sementara kehilangan suplai listrik. Perbaikan ditempuh PLN Rayon Trenggalek dengan mendatangkan teknisi dari Ponorogo untuk mendirikan dan memasang kembali tiang listrik yang roboh.
Bencana juga merusak jalan di sejumlah lokasi, antara lain di ruas jalan lintas selatan di Panggul dan jalan ambles di Desa Cakul, Dongko. Jika tidak segera ditangani, kerusakan itu berpotensi membuat jalur transportasi terputus.
Kepala Pelaksana BPBD Jatim Sudarmawan mengatakan, lokasi bencana di Trenggalek berada di kaki Gunung Wilis. Potensi bencana alam, terutama tanah longsor, memang cukup tinggi. Pemerintah kabupaten di Jatim bagian selatan, yakni Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Kediri, Malang, Lumajang, Jember, dan Banyuwangi, diminta mewaspadai ancaman bencana itu.