Diperbaiki, 360 Rumah Tidak Layak Huni di Kawasan Wisata Borobudur
Oleh
REGINA RUKMORINI
·2 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Sebanyak 360 rumah tidak layak huni di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, akan diperbaiki. Perbaikan tersebut dilakukan dengan dana stimulan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebesar Rp 5,4 miliar.
Camat Borobudur Nanda Cahyadi Pribadi mengatakan, perbaikan rumah tersebut adalah bagian dari program penataan kawasan Borobudur. ”Penataan perlu dilakukan agar keseluruhan lingkungan di kawasan wisata Borobudur enak dilihat dan menarik untuk dikunjungi wisatawan,” ujarnya, Senin (16/10).
Program perbaikan rumah di Kecamatan Borobudur tersebut ialah program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Sebanyak 360 rumah itu tersebar di 12 desa dengan jumlah rumah yang diperbaiki mencapai 30 rumah per desa. Besar dana stimulan pun mencapai Rp 15 juta per rumah. Bantuan dana ini diberikan kepada warga dalam wujud material bangunan.
Program ini akan berlanjut hingga tahun depan dan dana stimulan ini akan dibagikan untuk 240 rumah di delapan desa. Pemilihan rumah dilakukan tim khusus dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Selain kondisi rumahnya yang tidak layak huni dan mendesak untuk diperbaiki, warga penerima dana stimulan adalah mereka yang tergolong keluarga miskin dan tidak bisa memperbaiki rumah dengan hanya mengandalkan dana sendiri.
Namun, lanjut Nanda, karena hanya bersifat stimulan, warga pun tetap harus menyiapkan dana tambahan. ”Mereka yang mendapatkan dana stimulan adalah mereka yang juga sudah bersedia dan siap dengan cadangan dana tambahan jika sewaktu-waktu diperlukan,” ujarnya.
Selain pembenahan rumah, kata Nanda, tahun ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat juga akan melakukan berbagai upaya penataan lainnya, seperti perbaikan infrastruktur jalan, sanitasi, serta pemasangan lampu hias di kawasan Borobudur.
Sekretaris Desa Tanjungsari, Muntaqoh, mengatakan, rata-rata rumah di Desa Tanjungsari yang tahun ini mendapatkan dana stimulan adalah rumah nonpermanen dan berdinding bambu. Sebagian dari rumah-rumah sederhana yang dalam kondisi tidak layak huni tersebut, ujarnya, adalah rumah yang sering difoto, dikunjungi, dan bahkan dipakai sebagai tempat menginap wisatawan asing.
”Para wisatawan asing justru menyukai bangunan rumah-rumah tradisional tersebut. Oleh karena itu, jika nantinya diperbaiki, kami pun berharap warga pemilik rumah tidak melakukan perubahan terlalu mencolok terhadap bangunan rumah tersebut,” tuturnya.