Hujan Belum Berdampak, Krisis Air di Malang Meluas
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Meski di beberapa daerah hujan mulai turun, ternyata jumlah desa yang mengalami krisis air bersih di Kabupaten Malang, Jawa Timur, justru bertambah. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Malang pun terus memberikan bantuan air bersih bagi masyarakat.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang Bambang Istiawan, Selasa (3/10), mengatakan, sebelumnya tercatat hanya ada satu desa se-Kabupaten Malang yang krisis air bersih. Namun, kini krisis air menyebar ke lima desa di empat kecamatan. Terakhir, desa yang mengajukan permohonan bantuan air bersih adalah Desa Sumberoto dan Tlogosari di Kecamatan Donomulyo. Di kedua desa itu terdapat 946 keluarga yang membutuhkan bantuan air.
Sebelumnya, suplai air telah diberikan ke Desa Jabung (Dusun Gunungjati sebanyak 427 keluarga dan Dusun Boro sebanyak 181 keluarga), Kecamatan Jabung, serta Desa Sumberejo, Kecamatan Pagak, sebanyak 130 keluarga. Bantuan air diberikan sebanyak 10.000-15.000 liter sekali drop oleh BPBD bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia Kabupaten Malang.
”Satu bulan lalu hanya Desa Karangkates yang mendapatkan bantuan. Saat ini ada lima desa. Dua desa terakhir mulai mendapat bantuan sejak tanggal 1 Oktober,” ujar Bambang yang berharap tidak lama lagi musim kemarau segera berakhir.
Menurut Bambang, bantuan air bersih akan diberikan dalam beberapa pekan ke depan sampai warga tidak lagi kesulitan mendapatkan air bersih. Terlebih lagi hujan yang turun beberapa hari terakhir di wilayah Malang belum merata dan intensitasnya masih rendah.
Mengenai dampak hujan yang belum optimal, Suparli (50), warga Desa Karangkates, mengatakan, hujan baru turun dua hari terakhir. Itu pun tidak terlalu deras sehingga belum banyak berpengaruh terhadap kondisi air sumur warga. Saat ini, permukaan air sumur warga yang berada di tepi Waduk Karangkates itu tetap surut.
”Kemarin sore hujan, tapi hanya gerimis dan tidak mampu membasahi tanah,” katanya. Selain mengandalkan bantuan air bersih, untuk memenuhi kebutuhan akan air, menurut Suparli, dirinya dan warga lain harus mencari ke sumur warga yang masih berair. Saat ini, kedalaman permukaan air sumur warga mencapai 14-15 meter.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Klimatologi Karangploso, Malang, Joko Budi Utomo mengatakan, awal musim hujan di wilayah Malang Raya diperkirakan baru terjadi pada awal hingga pertengahan November. Hujan yang terjadi saat ini belum menjadi awal penanda datangnya musim hujan. ”Hujan yang terjadi saat ini merupakan efek gangguan cuaca, yakni adanya pola angin yang menimbulkan penumpukan awan di Pulau Jawa. Karena pengaruh gangguan cuaca, sifatnya hanya sementara, beberapa hari ke depan akan segera hilang,” katanya.
Menurut Bambang, curah hujan yang ada saat ini juga berbeda satu daerah dengan daerah lain. Ada beberapa daerah yang diguyur hujan deras hingga mengakibatkan banjir dan longsor, tetapi ada pula yang hanya diguyur hujan ringan.