BATAM, KOMPAS — Umat Katolik di Kepulauan Riau menyambut Uskup Pangkal Pinang baru, Mgr Adrianus Sunarko, OFM dalam misa syukur, Minggu (1/10), di Batam, Kepulauan Riau. Lewat misa itu, Mgr Sunarko mengingatkan umat katolik untuk menjadi agen toleransi.
Misa syukur dihelat di Stadion Temenggung Abdul Jamal, Batam. Misa itu digelar sepekan setelah Mgr Sunarko ditahbiskan sebagai Uskup Pangkal Pinang, Sabtu (23/9), di Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung. Wilayah pelayanan Keuskupan Pangkal Pinang terdiri dari Kepulauan Bangka Belitung dan Kepulauan Riau.
Dalam khotbahnya, Mgr Sunarko kembali mengingatkan tema tahbisan: ”Hendaknya Banyak Pulau Bersukaita”. Tema itu sesuai dengan wilayah pelayanan keuskupan yang terdiri atas 3.508 pulau. ”Biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita,” ujarnya.
Bersukacita bersama-sama adalah hal terpenting. Umat diajak mengedepankan persamaan dibandingkan dengan perbedaan. Sebagai wilayah heterogen, penduduk Kepri dan Babel pasti amat beragam. ”Dalam hidup berdampingan, perbedaan bukan persoalan,” kata Mgr Sunarko.
Gubernur Kepulauan Riau Nurdin Basirun mengajak umat Katolik menjadi agen toleransi. ”Teruslah saling menghargai,” ujarnya di sela-sela misa syukur di Batam.
Kepri terbukti sebagai wilayah toleran sejak masih menjadi bagian Kesultanan Melayu berabad lalu. Keragaman di Kepri terus terjadi karena setiap anggota masyarakatnya aktif menjaga toleransi.
Keragaman Kepri adalah modal penting bagi Kepri. ”Keragaman dan keamanan adalah modal penting untuk pembangunan. Tidak bisa membangun kalau tidak aman, ribut terus,” ujarnya.
Dengan saling menjaga daerah tetap aman, Nurdin yakin akan berpengaruh pada banyak sektor. Termasuk untuk sektor ekonomi yang diharapkan terus tumbuh. ”Nurdin juga mengungkapkan komitmennya untuk terus memperbaiki perekonomian di Kepri menjadi semakin baik. Mari aktif membuat berbagai terobosan pembangunan untuk mengembalikan perekonomian Kepri yang mengalami perlambatan pertumbuhan,” katanya.
Pemulihan ekonomi, keamanan, dan kerukunan adalah faktor yang saling terkait. Kondisi perekonomian yang bagus akan meningkatkan kesejahteraan. Dalam kondisi sejahtera, potensi gangguan keamanan akan hilang. ”Mari jaga Kepri terus kondusif untuk pembangunan,” ujarnya.